Pembatas Jalan Margonda: Minimnya Penerangan dan Perawatan Picu Kecelakaan Berulang
Pembatas Jalan Margonda: Minimnya Penerangan dan Perawatan Picu Kecelakaan Berulang
Sejumlah kecelakaan tunggal di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan setelah beredarnya video viral yang memperlihatkan sebuah mobil Toyota Yaris menabrak pembatas jalan. Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi, bahkan menurut sejumlah unggahan di media sosial, kejadian serupa telah berulang kali terjadi di lokasi yang sama. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai keamanan infrastruktur jalan dan kesadaran para pengendara.
Minimnya penerangan jalan menjadi salah satu faktor yang disoroti oleh warganet. Mereka menyoroti kurangnya visibilitas pembatas jalan, khususnya pada malam hari, sehingga pengendara sulit untuk mengantisipasi keberadaan pembatas tersebut. Usulan untuk menambahkan bollard atau tiang penanda dengan warna terang dan reflektif pun mengemuka sebagai solusi praktis untuk meningkatkan visibilitas. Selain itu, desain trotoar yang terputus-putus juga disebut-sebut memperburuk situasi, karena membuat pengendara, khususnya pengguna sepeda motor, kerap terkejut dan kehilangan keseimbangan.
Lebih jauh, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menekankan pentingnya perawatan berkala pada pembatas jalan. Ia menjelaskan bahwa warna pembatas jalan yang memudar akibat debu dan kotoran turut mengurangi visibilitasnya. Perawatan yang kurang optimal ini dapat dianggap sebagai kelalaian pemerintah dalam menjaga keselamatan pengguna jalan. Selain itu, Sony juga menyoroti perilaku berkendara yang kurang memperhatikan rambu dan marka jalan. Banyak pengendara, menurutnya, kurang memahami garis imajiner yang memandu mereka untuk tetap berada di lajur masing-masing. Ketidakdisiplinan ini, dikombinasikan dengan kecepatan kendaraan yang tidak sesuai dengan jarak pandang, sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan.
Sony menambahkan, "Pembatas jalan berupa beton memang dirancang untuk membatasi lajur, tetapi bukan berarti semua kecelakaan yang terjadi di lokasi tersebut sepenuhnya kesalahan pembatas jalan tersebut. Hanya sebagian kecil pengendara yang menabrak pembatas. Perlu ditekankan bahwa kecepatan kendaraan harus disesuaikan dengan jarak pandang minimal 25-50 meter. Jika jarak pandang kurang, pengendara perlu menyalakan lampu jauh (high beam) untuk meningkatkan visibilitas."
Kesimpulannya, permasalahan kecelakaan berulang di Jalan Margonda ini bukanlah semata-mata tanggung jawab satu pihak. Perbaikan infrastruktur berupa peningkatan penerangan jalan dan perawatan berkala pembatas jalan menjadi keharusan. Namun, kesadaran dan kedisiplinan pengendara dalam mematuhi rambu lalu lintas dan mengutamakan keselamatan juga sama pentingnya. Sinergi antara pemerintah dan pengguna jalan mutlak diperlukan untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Minimnya penerangan jalan: Menyulitkan pengendara melihat pembatas jalan di malam hari.
- Perawatan pembatas jalan yang kurang optimal: Warna pembatas jalan memudar karena debu dan kotoran.
- Desain trotoar yang terputus-putus: Membuat pengendara terkejut dan kehilangan keseimbangan.
- Kecepatan kendaraan yang tidak sesuai dengan jarak pandang: Menyebabkan pengendara kesulitan mengantisipasi rintangan.
- Kurangnya kesadaran pengendara akan rambu dan marka jalan: Menyebabkan pengendara sering keluar dari lajur.