OECD Revisi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: 4,9% di Tahun 2025

OECD Revisi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: 4,9% di Tahun 2025

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) baru-baru ini merilis laporan Interim Report March 2025, 'Steering to Uncertainty', yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025. Dalam laporan yang dirilis pada 17 Maret 2025 tersebut, OECD memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2% menjadi 4,9%. Penurunan ini mencerminkan tren perlambatan ekonomi global yang juga mempengaruhi negara-negara berkembang lainnya, khususnya anggota G20.

OECD menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi global, yang diperkirakan turun dari 3,2% pada tahun 2024 menjadi 3,1% pada tahun 2025 dan 3% pada tahun 2026, didorong oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi hambatan perdagangan yang meningkat di beberapa negara ekonomi G20, meningkatnya ketidakpastian geopolitik, dan kebijakan yang berdampak negatif terhadap investasi serta pengeluaran rumah tangga. Meskipun demikian, OECD mencatat bahwa perlambatan ekonomi di Indonesia diperkirakan tidak akan sedrastis di beberapa negara lain, seperti China.

Hal ini, menurut OECD, disebabkan oleh beberapa faktor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah potensi pertumbuhan ekspor yang dipicu oleh perang dagang. Indonesia, bersama dengan India, diprediksi akan menarik bisnis baru yang beralih dari negara-negara pengekspor yang terkena dampak kenaikan tarif yang signifikan. Ketahanan ekonomi Indonesia juga terlihat dari prediksi OECD mengenai tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang diperkirakan akan tetap stabil. Stabilitas BI Rate ini bertujuan untuk menjaga inflasi tetap rendah dan mencegah arus modal keluar (capital outflow) akibat kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat.

OECD memproyeksikan inflasi Indonesia akan berada di angka 1,8% pada tahun 2025, angka yang lebih rendah 0,3% dari proyeksi sebelumnya pada bulan Desember 2024. Meskipun revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan angka yang lebih rendah dari prediksi sebelumnya, hal ini tetap perlu dilihat dalam konteks tren global. OECD menekankan dampak hambatan perdagangan, ketidakpastian geopolitik, dan kebijakan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Lebih lanjut, perlu dikaji secara menyeluruh faktor-faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti potensi ekspor dan kebijakan moneter yang stabil dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Poin-poin penting laporan OECD:

  • Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diturunkan menjadi 4,9% pada tahun 2025.
  • Perlambatan ekonomi global berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
  • Potensi pertumbuhan ekspor menjadi penopang ekonomi Indonesia.
  • BI Rate diprediksi stabil untuk menjaga inflasi dan mencegah capital outflow.
  • Inflasi Indonesia diproyeksikan sebesar 1,8% pada tahun 2025.
  • Perlambatan ekonomi Indonesia diperkirakan tidak separah di negara lain seperti China.