Anjloknya IHSG: Wakil Ketua DPR Yakinkan Pasar Modal dan Janjikan Langkah Pemerintah
Anjloknya IHSG: Wakil Ketua DPR Yakinkan Pasar Modal dan Janjikan Langkah Pemerintah
Penurunan drastis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 6,12 persen pada Selasa, 18 Maret 2025, hingga menyebabkan penghentian sementara perdagangan, telah memicu kekhawatiran di pasar modal. Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memberikan pernyataan resmi terkait langkah-langkah yang akan diambil pemerintah.
Dalam jumpa pers seusai sidak, Dasco menekankan bahwa peristiwa ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Ia mencontohkan penurunan serupa pernah dialami selama pandemi Covid-19. Pernyataan ini bertujuan untuk menenangkan pelaku pasar dan meyakinkan mereka bahwa pemerintah memiliki pengalaman dalam menangani situasi krisis di pasar modal. Dasco menegaskan komitmen DPR untuk mendukung ekosistem pasar modal dan menghimbau para investor untuk tetap tenang. Ia menambahkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah cepat dan tepat untuk menstabilkan kembali pasar.
Lebih lanjut, Dasco menjelaskan bahwa penghentian sementara perdagangan (trading halt) yang diberlakukan BEI merupakan mekanisme otomatis yang dipicu oleh koreksi tajam IHSG melebihi batas tertentu. Proses ini telah dirancang untuk melindungi investor dari potensi kerugian lebih besar akibat volatilitas pasar yang ekstrem.
Sementara itu, analis pasar modal, Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, memberikan analisisnya terkait penyebab penurunan IHSG. Nico menyebut sejumlah faktor domestik sebagai pemicu utama, salah satunya adalah penurunan penerimaan negara yang signifikan. Data menunjukkan penurunan penerimaan negara sebesar 30,19 persen secara tahunan, mencapai Rp 269 triliun pada periode tersebut. Kondisi ini mengakibatkan pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga mencapai Rp 3,2 triliun pada Februari 2025, sementara belanja pemerintah turun 7 persen. Akibatnya, utang negara pun melonjak hingga 44,77 persen pada Januari 2025.
Situasi defisit APBN yang membesar dan peningkatan utang negara, menurut Nico, membuat Bank Indonesia menghadapi kendala dalam menurunkan suku bunga. Kondisi ini mendorong investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman, sehingga turut memperparah penurunan IHSG. Kondisi tersebut menunjukkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi perekonomian nasional dan dampaknya terhadap pasar modal.
Pemerintah, melalui pernyataan Dasco, diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan defisit APBN dan peningkatan utang negara. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan investor dan menstabilkan kembali IHSG. Kepercayaan investor sangat krusial untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan perlu dipulihkan untuk mencegah dampak lebih lanjut pada perekonomian nasional. Situasi ini memerlukan koordinasi yang kuat antara pemerintah, DPR, dan pelaku pasar modal untuk mencari solusi yang komprehensif dan jangka panjang.
Langkah-langkah yang diharapkan dari pemerintah antara lain:
- Mengkaji ulang kebijakan fiskal untuk meningkatkan penerimaan negara.
- Menetapkan langkah-langkah penghematan yang efektif dan efisien pada belanja pemerintah.
- Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah utang negara tanpa mengorbankan program-program penting.
- Meningkatkan transparansi dan komunikasi publik terkait kondisi ekonomi makro.
- Memberikan jaminan perlindungan kepada investor di pasar modal.