Gubernur Dedi Mulyadi Kecam Pencemaran Sungai Citarum: Pendidikan Karakter dan Tindakan Tegas Diperlukan

Gubernur Dedi Mulyadi Kecam Pencemaran Sungai Citarum: Pendidikan Karakter dan Tindakan Tegas Diperlukan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melontarkan kecaman keras terhadap kondisi kritis Sungai Citarum yang tercemar parah oleh sampah. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui media sosial dan sejumlah video peninjauan lapangan, Dedi menekankan urgensi penanganan masalah ini dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan pendidikan karakter dan tindakan tegas terhadap para pelanggar. Beliau menyoroti kontras antara tingginya tingkat pendidikan masyarakat dengan rendahnya kesadaran dalam pengelolaan sampah, khususnya pembuangan sampah ke sungai. "Sungai Citarum nyaris menjadi lautan sampah," ungkap Dedi, "ironis melihat betapa banyak masyarakat berpendidikan tinggi namun masih membuang sampah sembarangan." Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas hasil peninjauan langsung yang dilakukannya di sejumlah titik di Kabupaten Bandung, yang menunjukkan penumpukan sampah rumah tangga, limbah MCK, dan limbah industri yang mengalir langsung ke Citarum.

Dedi Mulyadi merinci rencana aksi yang akan diambil pemerintah provinsi. Salah satu fokus utama adalah penguatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah, yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah sejak dini. Program ini diarahkan untuk melatih siswa mengelola sampah di lingkungan sekolah mereka tanpa membuangnya sembarangan. Selain itu, Dedi juga berencana menertibkan pasar-pasar yang kerap membuang sampah di dekat sungai, dengan langkah-langkah pencegahan dan penindakan yang tegas. "Sampah dari pasar tidak boleh lagi mencemari sungai," tegasnya. Lebih lanjut, mantan Bupati Purwakarta ini juga mengancam akan membongkar seluruh bangunan yang memanfaatkan aliran Sungai Citarum, kecuali jembatan, sebagai langkah tegas untuk menghentikan pencemaran dari berbagai sumber. Ia tidak segan untuk mengambil tindakan tegas terhadap semua pihak yang terbukti membuang sampah dan limbah ke sungai.

Peninjauan yang dilakukan Dedi Mulyadi menunjukkan fakta memprihatinkan. Sungai Citarum, yang airnya mengalir ke Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, tercemar berat oleh berbagai jenis limbah. Air dari sungai dan waduk tersebut digunakan untuk berbagai keperluan vital, mulai dari perikanan, peternakan, pertanian, hingga air minum yang dikelola oleh PAM Jaya dan PAM Purwakarta. Kondisi ini tentu mengancam kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem. Oleh karena itu, Dedi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. "Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama," serunya. Dedi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan sampah dan pencegahan pencemaran Sungai Citarum.

Langkah-langkah konkrit yang akan dijalankan meliputi:

  • Penguatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah terkait pengelolaan sampah.
  • Penertiban pasar-pasar yang membuang sampah di dekat sungai.
  • Pembongkaran bangunan yang memanfaatkan aliran Sungai Citarum (kecuali jembatan).
  • Peningkatan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggar.
  • Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi berkelanjutan.

Dedi Mulyadi berharap agar upaya ini dapat mengembalikan Sungai Citarum menjadi bersih dan lestari, demi kesejahteraan masyarakat Jawa Barat dan keberlangsungan lingkungan hidup.