Pengacara Vadel Badjideh Mengungkapkan Kekecewaan Mendalam terhadap Sikap Anak Nikita Mirzani

Pengacara Vadel Badjideh Ungkap Kekecewaan terhadap Anak Nikita Mirzani

Razman Arif Nasution, kuasa hukum Vadel Badjideh, mengungkapkan kekecewaan mendalam atas sikap LM, anak dari artis Nikita Mirzani, menyusul kasus hukum yang melibatkan kliennya. Kekecewaan ini muncul setelah Razman berupaya memberikan bantuan hukum kepada LM di tengah konfliknya dengan ibunya. Peristiwa ini terjadi di Polda Metro Jaya pada Senin, 17 Maret 2025.

Razman menjelaskan bahwa meskipun telah memberikan bantuan hukum yang signifikan kepada LM, ia justru tidak merasakan adanya rasa simpati maupun empati dari LM terhadap nasib Vadel Badjideh, yang kini mendekam di penjara akibat laporan Nikita Mirzani terkait kasus dugaan persetubuhan. "Saya sangat kecewa," ujar Razman. "Betapa kerasnya LM membenci ibunya, sampai-sampai saya sendiri mengalami berbagai tekanan, mulai dari serangan verbal hingga ancaman, namun saya sama sekali tidak melihat adanya rasa empati dari LM kepada Vadel yang saat ini sedang menghadapi kesulitan hukum." Razman menambahkan bahwa Vadel dan LM sama-sama terlibat dalam kejadian tersebut, dan menyatakan keheranannya atas sikap LM yang terkesan acuh tak acuh terhadap kondisi Vadel.

Lebih lanjut, Razman mengungkapkan kecurigaan bahwa ia telah dipermainkan oleh LM. Sikap LM yang dinilai tidak tahu berterima kasih, menurut Razman, menunjukkan karakter yang kurang terpuji. "Kami merasa seperti menjadi korban prank," kata Razman. "Sikapnya yang membenci ibunya, kemudian menerima bantuan kita, lalu bersikap acuh tak acuh, ini sangat mengecewakan. Ungkapan 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya' rasanya sangat tepat untuk menggambarkan situasi ini." Razman juga mengungkapkan dampak negatif yang dialaminya akibat membantu LM, termasuk ancaman dan gangguan terhadap keluarganya. Ia mempertanyakan alasannya membantu seseorang yang tidak menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan.

Kekecewaan Razman semakin mendalam ketika ia mengingat jasa-jasa Vadel kepada LM. Razman menekankan bahwa Vadel pernah membantu LM, dan bantuan yang diberikan Razman sendiri telah mengakibatkan dampak negatif bagi dirinya dan keluarganya. "Vadel pernah berjasa dalam hidup LM," tegas Razman. "Saya dan keluarga saya juga, karena menolong LM, saya dianiaya, istri saya didorong, dan anak saya pun marah. LM malah bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, tanpa beban, tanpa rasa bersalah. Untuk apa saya menolong orang seperti ini?" Meski demikian, Razman mengaku tidak menyesali tindakannya membantu LM. Ia hanya merasa prihatin atas sikap LM yang tidak menunjukkan rasa terima kasih dan etika yang baik. Razman juga menyoroti bantuannya yang memfasilitasi pertemuan LM dengan ibunya di RS Polri, namun hal tersebut tidak dihargai oleh LM.

Razman menyimpulkan bahwa kasus ini menunjukkan perlunya refleksi mengenai pentingnya rasa syukur dan etika dalam berinteraksi sosial. Sikap LM, menurut Razman, merupakan contoh yang kurang baik dan harus menjadi pelajaran bagi semua orang.