Suksesnya Ne Zha 2: Gerbang Baru Adaptasi Novel Web China Mendunia

Suksesnya Ne Zha 2: Gerbang Baru Adaptasi Novel Web China Mendunia

Keberhasilan film animasi Tiongkok, Ne Zha 2, di kancah internasional telah memicu pergeseran paradigma dalam industri perfilman global. Lebih dari sekadar fenomena box office dengan pendapatan mencapai US$ 2,07 miliar (sekitar Rp 32 triliun) dan bertengger di peringkat keenam box office global sepanjang masa, Ne Zha 2 menandai babak baru dominasi adaptasi novel web Tiongkok di pasar internasional. Film ini, yang diproyeksikan akan segera melampaui Star Wars: The Force Awakens, bukan hanya sukses secara komersial, tetapi juga telah membuka peluang baru bagi karya-karya sastra daring Tiongkok untuk mencapai panggung dunia.

Keberhasilan Ne Zha 2 ini tak lepas dari kualitas artistiknya yang luar biasa. Direktur Departemen Penelitian Budaya Film di Arsip Film China, Zuo Heng, menekankan peran animasi yang memukau, visual yang spektakuler, dan warisan budaya yang kaya dalam memikat penonton global. Lebih dari itu, pesan film yang menggugah tentang ketekunan dan ketahanan telah mengangkat Ne Zha 2 ke level yang lebih tinggi, menarik simpati penonton di luar Tiongkok. Film ini telah merambah berbagai negara, termasuk Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Malaysia, dan akan segera menjangkau 37 negara di Eropa, dengan target 100 kota di Inggris dan Irlandia pada minggu pertama penayangannya di lebih dari 250 bioskop.

Fenomena ini tidak berdiri sendiri. Tren adaptasi novel web menjadi film dan serial televisi di Tiongkok tengah memuncak. Keberhasilan platform seperti Yuewen, yang menaungi lebih dari 10 juta penulis daring dan lebih dari 16 juta karya sastra, telah mengubah lanskap industri hiburan. Hou Xiaonan, CEO dan presiden Yuewen, menjelaskan bahwa irama yang kuat, konsep imajinatif, dan inti emosional universal dari sastra daring menjadikannya bahan baku yang ideal untuk adaptasi film dan televisi. Buktinya, tiga serial TV Tiongkok teratas pada tahun 2024 semuanya diadaptasi dari novel web: Joy of Life 2, The Legend of ShenLi, dan The Double.

Pergeseran ini menantang konvensi tradisional di mana film-film ikonik kerap diadaptasi dari karya-karya sastra konvensional. China, dengan pendekatan digitalnya yang inovatif, telah mendemonstrasikan bagaimana platform daring dapat menjadi inkubator bagi karya-karya yang kemudian mendunia. Sukses Ne Zha 2 menandai bukan hanya keberhasilan sebuah film, tetapi juga sebuah model baru dalam pengembangan dan distribusi konten global, membuka jalan bagi lebih banyak cerita dari Tiongkok untuk dinikmati oleh penonton di seluruh dunia. Ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa dari sinergi antara teknologi digital, kreativitas sastra daring, dan kualitas produksi film yang tinggi.

Hal ini juga mengindikasikan bahwa budaya dan pesan universal, dibalut dengan teknologi dan kualitas produksi yang tinggi, mampu menembus batas geografis dan budaya. Ne Zha 2 bukanlah sekadar film animasi, melainkan simbol transformatif dari kekuatan narasi dan daya pikat adaptasi novel web dalam skala global. Ke depannya, kita dapat mengharapkan lebih banyak lagi karya-karya dari Tiongkok, yang lahir dari platform digital, untuk meramaikan layar perfilman dunia.