Amran Sulaiman Tegaskan Bulog Wajib Serap Gabah Petani Tanpa Pandang Kualitas

Amran Sulaiman Tegaskan Bulog Wajib Serap Gabah Petani Tanpa Pandang Kualitas

Mentri Pertanian Andi Amran Sulaiman melontarkan kecaman keras terhadap kinerja Perum Bulog dalam menyerap gabah dari petani. Pernyataan tegas ini disampaikan Amran saat menghadiri panen raya dan serap gabah di Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (18/3/2025). Kekecewaannya dipicu oleh lambannya Bulog dalam menyerap gabah, meninggalkan petani dalam ketidakpastian harga jual di tingkat petani. Amran menekankan bahwa Bulog wajib menyerap gabah dari petani tanpa memandang kualitas ('any quality'), sebuah kebijakan yang bertujuan untuk memberikan kepastian harga dan melindungi kesejahteraan petani.

"Petani menunggu kepastian harga di sawah, tapi Bulog malah menunggu di gudang. Ini tidak bisa dibiarkan. Semua sektor harus bergerak cepat, tidak ada alasan," tegas Amran. Ia bahkan mengeluarkan ultimatum bagi pihak-pihak yang dinilai menghambat proses penyerapan gabah: "Kalau ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik minggir!" Pernyataan keras ini mencerminkan keprihatinan mendalam Amran terhadap permasalahan yang dihadapi petani, serta komitmennya untuk memastikan keberhasilan program penyerapan gabah pemerintah.

Keluhan dari petani di Kabupaten Tanah Laut menjadi pemicu utama pernyataan keras Mentri Amran. Para petani mengeluhkan sulitnya menghubungi dan minimnya kehadiran petugas Bulog di lapangan, sementara musim panen raya sedang berlangsung. Situasi ini mengakibatkan petani menghadapi kendala dalam menjual hasil panen mereka, dan berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para petani.

Amran juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan di sektor pertanian. Ia menegaskan bahwa permasalahan di satu sektor akan berdampak pada sektor lainnya. Sikap tegasnya terhadap birokrasi yang tidak responsif terlihat dari pernyataannya, "Kalau ada yang tidak mau kerja, suruh minggir. Ini tidak pakai tawar-menawar. Kalau di bawah saya ada yang tidak becus, saya hitung jam buat ganti orangnya. SK (surat keputusan) bisa saya tanda tangan dalam lima menit. Jadi jangan main-main kalau kerja untuk rakyat." Hal ini menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperjuangkan kepentingan petani dan efisiensi kerja.

Target penyerapan gabah oleh Bulog yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto mencapai tiga juta ton setara beras hingga April 2025, dengan anggaran yang telah disiapkan sebesar Rp 16,7 triliun dari APBN. Meskipun Wakil Menteri Pertanian Sudaryono melaporkan bahwa Bulog telah menyerap sekitar 350.000 ton beras, dan angka tersebut terus meningkat hingga mencapai lebih dari 20.000 ton per hari dengan target peningkatan hingga 50.000 ton per hari, tekanan terhadap Bulog untuk mencapai target tersebut tetap tinggi, khususnya mengingat keluhan yang disampaikan langsung oleh para petani.

Perbedaan data serapan Bulog yang dilaporkan, yakni 255.000 ton pada 11 Maret 2025 dan 350.000 ton beberapa hari kemudian, menunjukkan dinamika penyerapan yang masih terus berlangsung. Namun, pernyataan tegas Mentri Amran menegaskan pentingnya percepatan dan peningkatan kualitas penyerapan gabah oleh Bulog untuk menjamin stabilitas harga dan kesejahteraan petani.

Data Tambahan:

  • Target penyerapan gabah Bulog: 3 juta ton setara beras hingga April 2025.
  • Anggaran pemerintah: Rp 16,7 triliun.
  • Serapan Bulog (per 11 Maret 2025): 255.000 ton beras.
  • Serapan Bulog (per 17 Maret 2025): 350.000 ton beras.
  • Target serapan harian Bulog: peningkatan dari 20.000 ton menjadi 50.000 ton.