Pengembangan Kapal Induk Nuklir China: Ancaman Baru atau Strategi Defensif?

Pengembangan Kapal Induk Nuklir China: Ancaman Baru atau Strategi Defensif?

Foto-foto satelit terbaru yang dirilis oleh Maxar telah memicu spekulasi global mengenai pengembangan kapal induk nuklir raksasa oleh China. Citra satelit tersebut menunjukkan aktivitas pembangunan di galangan kapal Dalian, yang diduga berkaitan dengan proyek kapal induk generasi selanjutnya, yang sementara disebut Type 004. Desain kapal ini, menurut para analis, menunjukkan perbedaan signifikan dari kapal induk China sebelumnya, mengindikasikan lompatan teknologi yang substansial dalam kemampuan angkatan laut Negeri Tirai Bambu.

Salah satu perbedaan paling mencolok adalah potensi keberadaan empat sistem ketapel elektromagnetis pada Type 004. Kapal induk China sebelumnya, termasuk Type 003 (Fujian), hanya memiliki tiga sistem ketapel. Kemampuan meluncurkan pesawat tempur dari empat lokasi di dek penerbangan, seperti yang dimiliki oleh kapal induk kelas Gerald R. Ford milik Amerika Serikat, akan secara signifikan meningkatkan kapasitas operasional dan daya serang kapal induk tersebut. Hal ini mengisyaratkan ambisi China untuk menyamai, bahkan melampaui, kemampuan angkatan laut negara-negara adikuasa.

Michael Duitsman, peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies, menyatakan bahwa gambar satelit menunjukkan pengujian peralatan dan tata letak untuk Type 004. Ukuran kapal induk ini diperkirakan akan lebih besar daripada Fujian, dengan tonase yang menyamai kapal induk AS, dan didukung oleh reaktor nuklir. Hal ini akan memberikan jangkauan dan daya tahan operasional yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal induk konvensional.

Analis angkatan laut independen, HI Sutton, menjelaskan bahwa gambar satelit menunjukkan prototipe dengan dua lintasan, yang diduga terkait dengan sistem ketapel. Ia menekankan bahwa yang terlihat bukanlah kapal induk yang siap beroperasi, melainkan galangan kapal yang tengah mempersiapkan produksi kapal induk tersebut. Proses pembangunan yang terlihat ini menandakan keseriusan China dalam mengembangkan teknologi kapal induk nuklir.

Meskipun China belum secara resmi mengakui program pengembangan kapal induk nuklir ini, pernyataan resmi yang menekankan bahwa kebijakan pertahanan nasional negaranya bersifat defensif, menimbulkan berbagai interpretasi. Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington, menegaskan komitmen China pada strategi pertahanan diri dan penolakan terhadap perlombaan senjata.

Namun, analis militer Ni Lexiong dari Shanghai, sementara mengakui kemampuan teknis China dalam membangun kapal induk bertenaga nuklir, mempertanyakan relevansi kapal induk tersebut di era kecerdasan buatan (AI). Ia berpendapat bahwa kapal induk tanpa awak yang berfokus pada serangan drone mungkin akan menjadi senjata angkatan laut utama di masa depan. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai strategi jangka panjang China dan implikasi teknologi AI terhadap perlombaan pengembangan kapal induk.

Kesimpulannya, pengembangan potensial kapal induk nuklir Type 004 oleh China merupakan perkembangan strategis yang signifikan dengan implikasi global yang luas. Apakah ini merupakan langkah defensif atau ofensif masih menjadi bahan perdebatan, tetapi pembangunan ini menunjukkan ambisi China untuk memperkuat kehadiran militernya di panggung dunia dan terus meningkatkan kapabilitas angkatan lautnya.