Program Makan Bergizi Gratis Berlanjut Selama Ramadan: Adaptasi Menu dan Solusi untuk Keterjangkauan Pangan
Program Makan Bergizi Gratis Berlanjut Selama Ramadan: Adaptasi Menu dan Solusi untuk Keterjangkauan Pangan
Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan kelanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama bulan Ramadan, dengan penyesuaian menu untuk menghadapi tantangan bulan puasa. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG telah merancang menu yang praktis dan tahan lama, mempertimbangkan kebutuhan siswa selama bulan Ramadan. Menu tersebut meliputi pilihan makanan yang mudah disimpan dan dikonsumsi, seperti susu, telur, buah-buahan, kurma, dan kue kering. Sayuran yang dipilih pun merupakan jenis yang dapat bertahan hingga 12 jam, meskipun penyesuaian tergantung pada ketersediaan bahan baku di masing-masing daerah.
Distribusi MBG selama Ramadan pun mengalami penyesuaian. SPPG akan membagikan paket makanan setelah pulang sekolah, diharapkan dapat dikonsumsi siswa saat berbuka puasa. Untuk mengurangi sampah, sistem penukaran kantong kosong dengan kantong berisi makanan baru akan diterapkan. Inovasi ini menunjukkan komitmen BGN dalam mengoptimalkan program dan meminimalisir dampak lingkungan.
Ke depannya, BGN berencana untuk memprioritaskan ayam dan telur sebagai menu utama MBG. Pilihan ini didasarkan pada nilai gizi yang tinggi dan keterbatasan akses masyarakat terhadap kedua bahan pangan tersebut. Data BGN menunjukkan bahwa hanya 30% penduduk Indonesia yang mampu membeli ayam dan telur secara rutin. Strategi ini juga diharapkan dapat membantu para peternak dalam mengatasi kelebihan pasokan yang sempat menjadi kendala beberapa waktu lalu, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak.
Target penerima MBG pada tahun ini mencapai 82,9 juta orang, diproyeksikan tercapai pada November mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sebesar itu, perencanaan yang matang dibutuhkan. Sebagai gambaran, jika program menetapkan konsumsi satu butir telur per hari per anak, maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur setiap harinya, atau setara dengan sekitar 5 juta ton telur. Oleh karena itu, BGN tengah berupaya untuk mensinkronkan peningkatan kebutuhan dengan rantai pasokan, mencegah potensi kekurangan bahan pangan di masa mendatang.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan BGN dalam program MBG selama Ramadan menunjukkan komitmen yang kuat untuk memastikan akses anak-anak Indonesia terhadap nutrisi yang memadai, meski dalam situasi khusus seperti bulan puasa. Penyesuaian menu, strategi distribusi, dan fokus pada peningkatan ketersediaan ayam dan telur menjadi bukti nyata dari upaya pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Poin-poin penting dalam program MBG selama Ramadan:
- Penyesuaian menu dengan pilihan makanan tahan lama.
- Distribusi MBG setelah pulang sekolah untuk berbuka puasa.
- Sistem penukaran kantong untuk mengurangi sampah.
- Prioritas pada ayam dan telur untuk meningkatkan akses nutrisi dan membantu peternak.
- Target penerima MBG mencapai 82,9 juta orang.
- Sinkronisasi kebutuhan dengan rantai pasokan untuk mencegah kekurangan bahan pangan.