Lesunya Pasar Manis Ciamis Jelang Lebaran: Tantangan Ekonomi Digital dan Daya Beli Masyarakat

Lesunya Pasar Manis Ciamis Jelang Lebaran: Tantangan Ekonomi Digital dan Daya Beli Masyarakat

Menjelang perayaan Idul Fitri 1444 H, Pasar Manis Ciamis justru mengalami kelesuan yang signifikan. Kondisi ini menjadi sorotan tajam, terlebih mengingat momen Lebaran biasanya menjadi puncak penjualan bagi para pedagang, khususnya pedagang pakaian. Pantauan pada Selasa (18/3/2025) menunjukkan blok A pasar, yang khusus untuk pedagang pakaian, tampak lengang. Banyak kios tampak tutup, kontras dengan keramaian di area pedagang sayuran dan sembako. Fenomena ini bukanlah hal baru; para pedagang mengeluhkan penurunan penjualan yang sudah berlangsung cukup lama.

Bunda (54), pedagang pakaian yang telah berjualan sejak 1995, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menuturkan bahwa sejak awal Ramadan hingga tanggal 5, tidak ada satupun barang dagangannya yang terjual. Omzetnya merosot hingga 90%, jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana ia mampu meraup jutaan rupiah di awal Ramadan. "Kondisi pasar sekarang sepi," ujarnya dengan nada lesu. Bunda menduga penurunan daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor utama penyebab kelesuan ini. Lebih lanjut, ia mengakui persaingan ketat dengan toko-toko online semakin mempersulit usahanya. "Daya beli turun dan juga bagi toko pakaian di pasar kalah saing dengan ramainya toko online. Jadi saya hanya mengandalkan pembeli yang datang ke pasar. Tidak ikutan online kalau sudah tua mah susah. Omzet sekarang kadang ada, sering juga kosong (tidak keluar barang)," jelasnya. Ia mengenang masa kejayaannya di tahun 90-an hingga awal 2000-an, di mana omzet hariannya bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp10 juta di akhir pekan atau hari besar. Kini, ia hanya mampu berbelanja dagangannya hingga Tasikmalaya, tak lagi sampai Bandung seperti dulu.

Tata, pedagang pakaian lainnya, mengambil langkah alternatif untuk bertahan. Ia beralih menjual kue di sebagian kiosnya untuk menambah penghasilan. "Sekarang untuk pakaian di pasar sulit karena banyak yang sudah online. Sekarang beralih ke kue, mudah-mudahan ada rezekinya. Alhamdulillah dari kios pakaian dulu yang rampai sudah bisa menyekolahkan hingga menguliahkan anak," tuturnya. Kisah Bunda dan Tata merepresentasikan tantangan yang dihadapi para pedagang tradisional di era ekonomi digital. Persaingan dengan bisnis online yang semakin marak, ditambah dengan penurunan daya beli masyarakat, membuat mereka harus berjuang keras untuk mempertahankan usahanya. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk mencari solusi agar para pedagang tradisional tetap dapat bertahan dan berkontribusi pada perekonomian daerah.

  • Beberapa upaya yang bisa dipertimbangkan antara lain adalah:

  • Peningkatan promosi dan pemasaran Pasar Manis Ciamis: Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pelaku usaha untuk mempromosikan Pasar Manis melalui berbagai media, baik online maupun offline. Ini dapat meningkatkan daya tarik pasar dan menarik lebih banyak pengunjung.

  • Pelatihan dan pendampingan bagi pedagang: Memberikan pelatihan kepada pedagang tentang manajemen usaha, strategi pemasaran digital, dan pengelolaan keuangan dapat membantu mereka meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha.
  • Pengembangan infrastruktur pasar: Memperbaiki infrastruktur pasar, seperti kebersihan, aksesibilitas, dan kenyamanan, dapat meningkatkan daya tarik pasar dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik bagi konsumen.
  • Penguatan ekonomi lokal: Pemerintah daerah dapat mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, sehingga meningkatkan daya beli masyarakat dan pada akhirnya berdampak positif terhadap penjualan para pedagang di Pasar Manis Ciamis.

Permasalahan ini tidak hanya sebatas pada Pasar Manis Ciamis, namun juga mencerminkan tantangan yang dihadapi pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Solusi yang komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan keberlangsungan usaha para pedagang tradisional di tengah perkembangan ekonomi digital yang pesat.