Trading Halt IHSG: Momentum Strategis bagi Investor untuk Akumulasi Saham

Trading Halt IHSG: Momentum Strategis untuk Akumulasi Saham

Penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa, 18 Maret 2025, yang sempat memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), menawarkan perspektif menarik bagi investor. Kejadian ini, yang merupakan yang pertama sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020, bukan sekadar indikator volatilitas pasar, melainkan juga potensial menjadi momentum strategis bagi investor untuk melakukan akumulasi saham. Prof. Dr. Budi Frensidy, Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI), menekankan pentingnya sikap bijak investor dalam menghadapi situasi ini. Alih-alih panik dan ikut menjual saham, investor justru dianjurkan untuk memanfaatkan penurunan IHSG sebagai peluang untuk menambah portofolio investasi dengan strategi yang terukur.

Prof. Budi menjelaskan bahwa koreksi IHSG terutama didorong oleh sentimen negatif investor asing, khususnya terkait prospek ekonomi Indonesia dan kondisi fiskal negara. Namun, beliau menyatakan bahwa respon yang tepat bukanlah dengan ikut-ikutan menjual saham, tetapi justru memanfaatkan situasi tersebut untuk membeli saham-saham berkualitas yang harganya tertekan. Hal ini menuntut investor untuk melakukan analisis fundamental yang cermat dan memahami potensi pemulihan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Strategi investasi jangka panjang yang fokus pada fundamental perusahaan, bukan hanya pergerakan harga jangka pendek, sangat direkomendasikan dalam situasi seperti ini. Dengan demikian, trading halt yang terjadi tidak perlu dilihat sebagai bencana, melainkan sebagai kesempatan bagi investor untuk mendapatkan saham-saham undervalued yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi di masa depan.

BEI, setelah memberlakukan trading halt dari pukul 11.19 hingga 13.40 WIB, kembali membuka perdagangan. IHSG yang sempat menyentuh level terendah 6.046 pada pukul 11.49 WIB, kemudian berangsur pulih dan bergerak ke level 6.153 setelah perdagangan dibuka kembali. Pergerakan ini menunjukkan adanya potensi pemulihan, dan sekaligus menegaskan pentingnya kehati-hatian dan kemampuan analisis yang baik dari para investor dalam mengambil keputusan investasi. Perlu diingat, setiap keputusan investasi mengandung risiko, dan investor diimbau untuk selalu mempertimbangkan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing.

Rekomendasi bagi Investor:

  • Tetap tenang dan jangan panik: Hindari keputusan investasi yang didasarkan pada emosi sesaat.
  • Lakukan analisis fundamental: Pahami kondisi fundamental perusahaan yang menjadi target investasi.
  • Diversifikasi portofolio: Sebarkan investasi pada berbagai sektor untuk meminimalisir risiko.
  • Investasi jangka panjang: Fokus pada pertumbuhan jangka panjang, bukan hanya keuntungan jangka pendek.
  • Konsultasi dengan profesional: Jika diperlukan, konsultasikan strategi investasi Anda dengan penasihat keuangan yang berpengalaman.

Kesimpulannya, trading halt IHSG dapat dilihat sebagai momentum strategis bagi investor yang memiliki strategi dan kebijaksanaan yang tepat. Dengan melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental, investor dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat portofolio investasi mereka di jangka panjang.