Rempang Eco-City: Jaminan Lapangan Kerja dan Kesejahteraan Warga Lokal dalam Proyek Strategis Nasional

Rempang Eco-City: Jaminan Lapangan Kerja dan Kesejahteraan Warga Lokal dalam Proyek Strategis Nasional

Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City di Kepulauan Riau diproyeksikan menciptakan peluang ekonomi signifikan bagi masyarakat setempat. Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman Suryanegara, menyatakan bahwa pengembangan Rempang Eco-City berpotensi membuka hingga 85.000 lapangan kerja baru. Potensi ini muncul dari berbagai sektor industri yang direncanakan akan beroperasi di kawasan tersebut, termasuk investasi senilai Rp 200 triliun dari sektor manufaktur kaca saja. Pemerintah memastikan komitmennya untuk memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal dari Batam dan sekitarnya dalam proyek ini. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Iftitah, yang menyatakan bahwa meskipun ada kemungkinan tenaga kerja dari luar daerah akan turut terlibat, prioritas tetap diberikan kepada warga lokal.

Lebih lanjut, Menteri Iftitah menekankan bahwa program transmigrasi tetap menjadi prioritas untuk warga lokal Batam dan sekitarnya. Pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai program pendukung bagi warga yang bergantung pada sektor kelautan, seperti nelayan. Bantuan berupa kapal dan pembangunan dermaga nelayan sedang dikoordinasikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebagai bentuk komitmen yang nyata, Kementerian Transmigrasi berencana mendirikan kantor di Rempang Eco-City setelah proyek ini resmi berjalan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan pengawasan dan pendampingan program transmigrasi secara terintegrasi dan menyeluruh.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menambahkan bahwa program transmigrasi di Kepulauan Riau tidak hanya bertujuan untuk relokasi penduduk, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan ekonomi di wilayah tersebut. AHY menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi disparitas ekonomi antar-masyarakat dan antar-daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). AHY juga menyoroti tantangan pembangunan di Kepri yang memiliki 96 persen wilayah berupa perairan. Oleh karena itu, pemerintah pusat mendorong integrasi antar-wilayah, khususnya antara Batam, Bintan, dan kabupaten/kota lainnya di Kepri, guna memaksimalkan potensi sumber daya lokal dan meningkatkan keterampilan masyarakat.

Dengan berbagai program dan jaminan yang telah disiapkan, pemerintah berharap Rempang Eco-City dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pemerintah mengajak masyarakat untuk menyambut perubahan ini dengan optimisme dan memanfaatkan peluang ekonomi yang akan tercipta. Komitmen pemerintah terhadap kesuksesan proyek ini, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal dan kesejahteraan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan pembangunan Rempang Eco-City yang berkelanjutan.

Program Pendukung:

  • Prioritas penyerapan tenaga kerja lokal.
  • Bantuan kapal dan pembangunan dermaga nelayan (berkolaborasi dengan KKP).
  • Pendirian kantor Kementerian Transmigrasi di Rempang Eco-City.
  • Program integrasi antar-wilayah di Kepri untuk memaksimalkan potensi sumber daya lokal dan meningkatkan keterampilan masyarakat.