Guardiola Akui Kesulitan Rotasi Skuad, Minta Maaf pada Grealish
Guardiola Akui Kesulitan Rotasi Skuad, Minta Maaf pada Grealish
Minimnya menit bermain yang didapatkan Jack Grealish bersama Manchester City musim ini telah menjadi sorotan. Pelatih Pep Guardiola pun mengakui kesulitannya dalam merotasi skuad yang padat, serta menyampaikan permohonan maaf kepada Grealish atas terbatasnya kesempatan bermain. Statistik penampilan Grealish sepanjang musim 2024/2025 menunjukkan partisipasinya yang terbatas. Dari 44 pertandingan Manchester City di semua kompetisi, Grealish hanya bermain sebanyak 26 kali, mencetak dua gol dan lima assist. Di Liga Primer Inggris, catatannya bahkan lebih minim: 16 penampilan dengan hanya enam kali sebagai starter dari 28 pertandingan.
Terakhir kali Grealish bermain sejak awal adalah pada laga Piala FA melawan Plymouth. Kondisi ini semakin memperkuat kesan bahwa pemain internasional Inggris tersebut bukanlah pilihan utama Guardiola. Situasi ini diperparah dengan komitmen Manchester City hanya di dua kompetisi utama, Liga Primer Inggris dan Piala FA, yang semakin mengurangi peluang Grealish untuk mendapatkan tempat di starting eleven. Akibatnya, Grealish pun absen dari skuad Timnas Inggris untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 bulan ini.
Kekecewaan Grealish atas minimnya waktu bermain terlihat jelas, termasuk insiden yang sempat tertangkap kamera saat ia terlihat menghabiskan waktu di klub malam selama masa liburan. Guardiola memahami frustrasi yang dialami Grealish dan pemain lain yang bernasib serupa. Ia menyadari sulitnya memberikan kesempatan bermain yang merata bagi seluruh pemain dengan kualitas tinggi di dalam skuadnya.
Dalam wawancara dengan ESPN, Guardiola menyatakan, "Saya meminta maaf kepada para pemain yang tidak mendapatkan banyak kesempatan bermain. Ketika kami bermain tiga kali sehari, rotasi pemain akan lebih mudah. Namun, saat ini, saya harus membuat keputusan di setiap pertandingan berdasarkan kualitas pemain yang ada." Ia menambahkan, "Semua manajer di dunia, ketika memilih 11 pemain, ingin memastikan kemenangan. Saya tidak pernah memilih tim untuk kalah. Jika kami menang, keputusan saya tepat, jika kalah, saya harus lebih baik lagi."
Guardiola menekankan bahwa keputusan pemilihan pemain didasarkan pada kebutuhan tim untuk meraih kemenangan di setiap pertandingan. Ia mengakui bahwa situasi ini menciptakan dilema bagi dirinya, di satu sisi ingin memberikan kesempatan bermain bagi semua pemain berbakat, di sisi lain harus memastikan tim meraih hasil maksimal di setiap laga. Kondisi ini, menurut Guardiola, semakin rumit karena persaingan di setiap lini sangat ketat dan kualitas pemain yang hampir setara.
Lebih lanjut, Guardiola menjelaskan bahwa ia selalu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi fisik pemain, performa di sesi latihan, dan taktik pertandingan, sebelum menentukan susunan pemain inti. Keputusan tersebut, menurutnya, tidaklah mudah dan seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Ia berharap para pemain dapat memahami situasi ini dan tetap memberikan kontribusi maksimal ketika mendapatkan kesempatan bermain.
Kesimpulannya, minimnya kesempatan bermain bagi Grealish merupakan konsekuensi dari persaingan ketat di skuad Manchester City dan keputusan pelatih yang didasarkan pada strategi untuk meraih kemenangan. Walaupun Guardiola telah meminta maaf, situasi ini tetap menjadi tantangan bagi Grealish dan juga bagi Guardiola sendiri dalam mengelola skuad yang berisikan pemain-pemain bintang.