Banjir Jakarta Kembali Terjadi Akibat Luapan Ciliwung, Warga Mengeluhkan Frekuensi Banjir yang Tinggi

Banjir Jakarta Kembali Terjadi Akibat Luapan Ciliwung, Warga Mengeluhkan Frekuensi Banjir yang Tinggi

Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Selasa (18/3/2025) mengakibatkan Sungai Ciliwung kembali meluap dan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan warga, mengingat banjir serupa baru saja terjadi beberapa pekan sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh, sedikitnya 34 RT terendam banjir, dengan ketinggian air di beberapa titik mencapai 2,2 meter, seperti di kawasan Cawang dan Cililitan. Genangan air tak hanya merendam permukiman warga, namun juga beberapa ruas jalan utama, mengakibatkan gangguan mobilitas dan aktivitas masyarakat.

Warga yang tinggal di daerah rawan banjir mengungkapkan keprihatinan dan kelelahan mereka akibat peristiwa berulang ini. Ahmad, seorang warga Kampung Tanjung Sanyang, Cawang, menuturkan bahwa banjir mulai terjadi sejak pukul 05.00 WIB setelah hujan deras mengguyur sepanjang malam. Ia mengeluhkan proses surutnya air yang sangat lambat, dan merasa lelah karena harus membersihkan rumah dari sisa banjir untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan. Sentimen serupa diungkapkan Herman (51), yang rumahnya kembali terendam banjir hanya dalam kurun waktu 13 hari sejak banjir sebelumnya. Meskipun ketinggian air kali ini lebih rendah dibandingkan banjir awal Maret, Herman mengaku merasa frustrasi karena belum ada solusi yang konkret dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Bahkan, Marmo (56), warga lainnya, menyatakan rumahnya sudah tiga kali terendam banjir sepanjang Maret 2025, dengan banjir awal Maret lalu menjadi yang terparah, mencapai ketinggian hingga di atas tiang listrik.

Kondisi ini memaksa warga untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Kasiani (63), warga RT 5/RW 8 Pejaten Timur, mengatakan bahwa membersihkan rumah dari sisa banjir sudah menjadi rutinitas yang dianggapnya sebagai olahraga. Ia mengungkapkan bahwa banjir di wilayahnya sudah terjadi sejak ia masih kecil, dan semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun banjir kali ini relatif lebih kecil dan cepat surut, ia berharap pemerintah segera melakukan normalisasi sungai untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Sementara itu, Ketua RT 17/RW 7 Alam, mengatakan bahwa ia dan keluarganya selalu waspada terhadap potensi banjir dan memantau ketinggian air di Bendungan Katulampa setiap hari. Ia bahkan telah menyiapkan rencana evakuasi barang-barang dan kendaraan jika ketinggian air mencapai status siaga. Ia mengakui bahwa banjir sudah menjadi hal yang lumrah bagi warga di wilayahnya, namun tetap merasakan kekhawatiran setiap musim hujan tiba.

Peristiwa banjir berulang di Jakarta ini menunjukkan urgensi perlunya penanganan komprehensif terhadap masalah pengelolaan aliran sungai Ciliwung. Tidak hanya solusi jangka pendek seperti evakuasi dan pembersihan pasca-banjir, namun dibutuhkan strategi jangka panjang untuk mencegah terjadinya banjir, termasuk normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur drainase. Tanggapan pemerintah atas keluhan dan penderitaan warga yang berulang kali menghadapi bencana banjir ini menjadi hal yang sangat krusial untuk membangun kepercayaan dan mengurangi dampak negatif banjir bagi masyarakat.

  • Kondisi Warga Terdampak: Kisah warga yang berulang kali mengalami banjir dan kesulitannya dalam mengatasi dampak banjir menjadi sorotan penting dalam berita ini.
  • Frekuensi Banjir: Meningkatnya frekuensi banjir dalam waktu singkat menjadi indikasi penting dari permasalahan yang serius.
  • Ketinggian Air: Ketinggian air yang mencapai 2,2 meter di beberapa titik menunjukkan tingkat keparahan banjir.
  • Wilayah Terdampak: Luasnya wilayah terdampak banjir, meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur, menunjukkan skala masalah yang signifikan.
  • Solusi Jangka Panjang: Perlunya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir, seperti normalisasi sungai dan peningkatan infrastruktur drainase, menjadi poin penting yang perlu dibahas.