Keberadaan RDF Rorotan: Ancaman Harga Properti dan Potensi Bisnis di Kawasan Jakarta Timur
Keberadaan RDF Rorotan: Ancaman Harga Properti dan Potensi Bisnis di Kawasan Jakarta Timur
Kekhawatiran menyelimuti warga di perumahan elit Jakarta Garden City (JGC) dan Kota Harapan Indah, Cakung, Jakarta Timur, menyusul beroperasinya pabrik pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara. Kedekatan lokasi pabrik, yang berjarak kurang dari satu kilometer dari perumahan tersebut, memicu kekhawatiran akan penurunan harga properti dan dampak negatif terhadap potensi bisnis di kawasan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Wahyu Andre Maryono, Ketua RT 18 RW 14, Klaster Shinano, Perumahan JGC, dalam wawancara pada Selasa malam (18/3/2025).
"Kami sangat khawatir harga rumah akan terus menurun," ujar Wahyu. "Terutama di JGC dan Kota Harapan Indah. Keberadaan RDF Rorotan ini menjadi faktor yang sangat mempengaruhi." Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Bau busuk menyengat yang berasal dari pabrik, meskipun masih dalam tahap uji coba, telah mengganggu kenyamanan warga. Selain bau busuk yang diidentifikasi sebagai aroma sampah dan kotoran, warga juga kerap menyaksikan asap hitam pekat mengepul dari cerobong asap pabrik RDF tersebut. Situasi ini bukan hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi menurunkan nilai jual properti di kawasan yang selama ini dikenal sebagai area perumahan kelas atas.
Lebih jauh, Wahyu menyoroti dampak negatif terhadap sektor bisnis di sekitar lokasi pabrik. "Dampaknya sangat merugikan sektor bisnis di daerah ini. Di sini ada mal, rumah sakit, sekolah, dan di Kota Harapan Indah juga demikian. Mudaratnya jauh lebih besar daripada manfaatnya," tegasnya. Kehadiran RDF Rorotan, dengan biaya pembangunan mencapai Rp 1,4 triliun, dinilai tidak sebanding dengan kerugian yang dialami warga sekitar. Investasi besar-besaran tersebut, menurut Wahyu, belum memperhitungkan aspek sosial dan ekonomi lingkungan di sekitarnya, yang kini terdampak secara signifikan.
Keberadaan pabrik RDF Rorotan menimbulkan pertanyaan mengenai perencanaan tata ruang dan dampak lingkungan yang belum terantisipasi dengan baik. Keluhan warga ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi proses pembangunan dan operasional pabrik RDF, serta mencari solusi komprehensif untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan perekonomian warga sekitar. Langkah-langkah mitigasi yang konkret, termasuk penyelesaian masalah bau dan pencemaran udara, menjadi tuntutan utama warga agar investasi besar tersebut tidak justru merugikan masyarakat.
Pemerintah perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Hal ini meliputi evaluasi terhadap proses AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan pengawasan terhadap operasional pabrik. Komunikasi yang transparan dan solusi yang adil bagi warga terdampak juga sangat penting untuk membangun kepercayaan dan mengurangi dampak negatif yang sudah dirasakan saat ini. Kegagalan dalam mengelola dampak lingkungan dari pembangunan pabrik RDF Rorotan ini berpotensi menciptakan preseden buruk dalam pembangunan infrastruktur serupa di masa mendatang.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Penurunan Harga Properti: Ancaman penurunan harga properti di JGC dan Kota Harapan Indah akibat bau dan polusi dari RDF Rorotan.
- Dampak Negatif Bisnis: Potensi kerugian sektor bisnis di sekitar lokasi pabrik akibat penurunan nilai properti dan penurunan minat konsumen.
- Masalah Lingkungan: Bau busuk, asap hitam pekat, dan pencemaran udara yang ditimbulkan oleh RDF Rorotan.
- Ketidakseimbangan Investasi dan Dampak: Biaya pembangunan yang besar tidak diimbangi dengan antisipasi dampak negatif terhadap lingkungan dan ekonomi warga sekitar.
- Tuntutan Solusi Komprehensif: Pemerintah perlu segera mencari solusi untuk meminimalisir dampak negatif dan memberikan kompensasi yang adil bagi warga yang terdampak.