Protes Warga JGC: Pabrik RDF Rorotan Dinilai Gagal Uji Coba, Ancam Kesehatan dan Lingkungan
Protes Warga JGC: Pabrik RDF Rorotan Dinilai Gagal Uji Coba, Ancam Kesehatan dan Lingkungan
Warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Jakarta Timur, meningkatkan protes terhadap operasional pabrik pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara. Keluhan warga bukan sekadar ketidaknyamanan, melainkan dampak serius terhadap kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan selama uji coba pabrik yang menelan biaya Rp 1,4 triliun tersebut. Ketua RT 18 RW 14 Klaster Shinano, Wahyu Andre Maryono, menegaskan tuntutan penutupan pabrik RDF Rorotan sebagai solusi atas kegagalan uji coba yang berulang. “Uji coba yang telah berlangsung selama 3-4 kali terbukti tidak berhasil dan justru menimbulkan dampak negatif signifikan bagi warga,” ujar Wahyu dalam keterangannya pada Selasa (18/3/2025).
Kegagalan uji coba tersebut terlihat jelas dari munculnya berbagai masalah lingkungan. Bau menyengat yang sangat mengganggu aktivitas warga menjadi keluhan utama. Aroma busuk sampah bercampur bau kotoran tercium hingga radius 800 meter, mencapai perumahan elit JGC. Lebih mengkhawatirkan lagi, asap hitam pekat kerap mengepul dari cerobong asap pabrik, memicu kekhawatiran akan dampak kesehatan jangka panjang bagi warga. “Warga kami bukan objek percobaan. Investasi sebesar Rp 1,4 triliun tidak sebanding dengan kerugian kesehatan, sosial, dan ekonomi yang ditanggung masyarakat sekitar,” tegas Wahyu, yang mewakili keresahan ratusan kepala keluarga di JGC.
Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik RDF Rorotan tidak hanya terbatas pada pencemaran udara. Potensi pencemaran tanah dan air juga menjadi kekhawatiran serius yang perlu dikaji lebih lanjut. Pemerintah daerah perlu memperhatikan aspek kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama dalam setiap proyek infrastruktur, termasuk proyek pengolahan sampah. Kegagalan ini menjadi bukti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap studi kelayakan dan dampak lingkungan sebelum memulai proyek berskala besar. Keberhasilan proyek infrastruktur tidak bisa hanya diukur dari nilai investasinya, tetapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Penutupan pabrik RDF Rorotan menjadi tuntutan mendesak untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas dan melindungi kesehatan warga JGC.
Protes warga JGC ini juga menyoroti pentingnya keterbukaan informasi publik dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait pembangunan infrastruktur. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan transparansi dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap tahapan proyek, sehingga dampak negatif dapat diminimalisir dan kepentingan masyarakat dapat terlindungi.
Berikut poin-poin penting dari permasalahan ini:
- Kegagalan Uji Coba Berulang: Uji coba pabrik RDF Rorotan telah dilakukan 3-4 kali, namun tetap gagal dan menimbulkan dampak negatif.
- Pencemaran Udara: Bau busuk sampah dan asap hitam pekat mengganggu warga JGC yang berjarak 800 meter dari pabrik.
- Dampak Kesehatan: Warga khawatir akan dampak kesehatan jangka panjang akibat polusi udara.
- Kerugian Ekonomi dan Sosial: Dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan berujung pada kerugian ekonomi dan sosial bagi warga.
- Tuntutan Penutupan: Warga menuntut penutupan pabrik RDF Rorotan sebagai solusi atas permasalahan yang ada.
- Biaya Pembangunan yang Mahal: Biaya pembangunan Rp 1,4 triliun dinilai tidak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan.
Pemerintah diharapkan segera merespon tuntutan warga dan mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk mengevaluasi keseluruhan proyek dan mempertimbangkan alternatif solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.