Waspada Risiko Kesehatan: Lima Jenis Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari di Bandara

Waspada Risiko Kesehatan: Hindari Lima Jenis Makanan dan Minuman Ini di Bandara

Bandara, selain sebagai pusat transportasi udara, kini juga menjadi pusat kuliner yang ramai. Beragam pilihan makanan dan minuman tersedia, memanjakan para penumpang yang menunggu jadwal penerbangan. Namun, di balik kemudahan akses tersebut, terdapat risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Para ahli keamanan pangan mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memilih makanan dan minuman di lingkungan bandara, mengingat potensi kontaminasi dan penanganan yang kurang tepat.

Prosedur penanganan makanan di area bandara sangat krusial. Kebersihan dan pengawasan suhu penyimpanan menjadi faktor penentu keamanan pangan. Menurut pakar keamanan pangan Francine Shaw, makanan yang telah tiba di area layanan bandara harus disimpan, didinginkan, dan disiapkan dengan mengikuti protokol keamanan pangan secara ketat. Kegagalan dalam hal ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri dan patogen berbahaya, mengancam kesehatan para konsumen.

Berikut lima jenis makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari di lingkungan bandara, berdasarkan saran dari para pakar keamanan pangan:

  1. Air Mancur Minum (Drinking Fountain): Meskipun praktis dan gratis, air mancur minum berpotensi menjadi sarang bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, dan bahkan Legionella yang dapat menyebabkan pneumonia parah (penyakit Legionnaires). Suhu dan kelembapan yang ideal di dalam mesin dapat memicu pertumbuhan bakteri ini. Pakar Darin Detwiler dari Universitas Northeastern menyarankan untuk memilih minuman botolan yang tersegel rapat atau minuman panas seperti kopi atau teh sebagai alternatif yang lebih aman.

  2. Sandwich dan Salad Siap Makan: Kemudahan akses sandwich dan salad kemasan seringkali mengabaikan risiko kesehatan. Penyimpanan yang tidak tepat pada suhu yang tidak stabil, misalnya di rak pendingin tanpa pintu, dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Ellen Shumaker dari North Carolina State University menekankan bahwa salad siap saji sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri jika disimpan di suhu ruang lebih dari 4 jam. Sebagai alternatif, pilihlah camilan yang lebih aman seperti kacang-kacangan, granola bar, atau buah kering kemasan tertutup, atau lebih baik lagi, bawa camilan sendiri dari rumah.

  3. Buah Potong (Fruit Cups): Buah potong yang dikemas dalam gelas plastik mungkin terlihat segar, namun proses pemotongan menghilangkan lapisan pelindung kulit buah, sehingga meningkatkan risiko kontaminasi bakteri seperti Listeria, E. coli, dan Salmonella. Jika tidak disimpan pada suhu yang tepat, pertumbuhan bakteri dapat terjadi dengan cepat. Pakar menyarankan untuk memilih buah utuh dengan kulitnya, seperti apel, jeruk, atau pisang, untuk meminimalisir risiko kontaminasi.

  4. Jus dan Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi: Jus yang tidak dipasteurisasi atau cold-pressed, meskipun terkesan lebih segar, memiliki risiko lebih tinggi terkontaminasi E. coli, Salmonella, dan Listeria. Hal yang sama berlaku untuk produk susu yang tidak dipasteurisasi. Selalu pilih produk yang telah dipasteurisasi dan disimpan dalam kondisi dingin untuk memastikan keamanan pangan.

  5. Sushi atau Makanan Mentah: Menjaga suhu aman untuk makanan mentah seperti sushi merupakan tantangan besar, terutama di lingkungan bandara. Berbeda dengan restoran sushi yang menerapkan standar ketat, sushi di bandara mungkin telah disimpan dalam waktu lama, meningkatkan risiko kontaminasi parasit, Vibrio, dan Listeria. Makanan yang dimasak sempurna, seperti ayam panggang atau ikan panggang, merupakan pilihan yang jauh lebih aman.

Kesimpulannya, penting untuk bijak dalam memilih makanan dan minuman di bandara. Dengan memperhatikan saran dari para ahli keamanan pangan, kita dapat meminimalisir risiko kesehatan dan menikmati perjalanan udara dengan lebih tenang dan aman.