Tes Kompetensi Akademik (TKA) Diusulkan Jadi Instrumen Penilaian SNBP 2026: Upaya Validasi Nilai Rapor dan Peningkatan Objektivitas Seleksi

Tes Kompetensi Akademik (TKA) sebagai Instrumen Penilaian SNBP 2026: Menuju Seleksi yang Lebih Objektif

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah mengkaji penggunaan Tes Kompetensi Akademik (TKA) sebagai salah satu instrumen penilaian dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2026. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap sejumlah keluhan dan keraguan terkait validitas nilai rapor yang selama ini menjadi acuan utama dalam SNBP. Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Prof. Eduart Wolok, menjelaskan bahwa gagasan ini telah dibahas dalam pertemuan dengan Kemendikbudristek dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemristekdikti) pada 13 Maret 2025 lalu, bersama Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI).

Tujuan utama dari integrasi TKA dalam SNBP adalah untuk memberikan asesmen individual yang lebih objektif terhadap kemampuan akademik siswa. Menurut Prof. Eduart, TKA akan berfungsi sebagai alat validasi terhadap nilai rapor, mengatasi potensi bias dan kecurangan yang mungkin terjadi. "Selama ini, seringkali muncul protes dan kecurigaan terkait nilai rapor," ujar Prof. Eduart dalam konferensi pers pengumuman SNBP 2025 di Jakarta pada 18 Maret 2025. "TKA diharapkan dapat menjadi mekanisme koreksi, memastikan bahwa siswa dengan potensi akademik tinggi, meskipun berasal dari sekolah dengan kualitas yang mungkin kurang baik, tetap mendapatkan kesempatan yang setara." Sistem ini diyakini mampu memberikan penilaian yang lebih adil dan kompetitif bagi seluruh calon mahasiswa.

TKA: Wajib bagi Peserta SNBP 2026?

Meskipun pelaksanaan TKA secara umum bersifat tidak wajib, Prof. Eduart menegaskan bahwa partisipasi dalam TKA akan menjadi syarat mutlak bagi siswa yang mendaftar melalui jalur SNBP pada tahun 2026. Hal ini penting untuk menjamin keseragaman dan objektivitas dalam proses seleksi. Ketidakwajibannya hanya berlaku untuk siswa pada umumnya, namun akan menjadi wajib ketika TKA digunakan sebagai instrumen seleksi SNBP.

Komponen Penilaian dan Korelasi dengan Program Studi

Rancangan TKA akan mengukur kemampuan literasi, numerasi, dan penguasaan mata pelajaran siswa. Salah satu fokus utama dalam implementasi TKA adalah memastikan adanya korelasi antara mata pelajaran yang dipilih siswa dalam TKA dengan program studi yang mereka tuju. "Kita ingin menghindari situasi di mana siswa memilih mata pelajaran tertentu, namun program studi yang diinginkan memerlukan mata pelajaran yang berbeda," tegas Prof. Eduart. Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah berencana untuk meningkatkan sosialisasi SNBP sejak Agustus atau Oktober 2025, jauh lebih awal dari pelaksanaan TKA yang dijadwalkan pada November 2025. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada siswa mengenai pilihan mata pelajaran yang tepat dalam TKA agar sesuai dengan aspirasi akademik mereka.

Tantangan dan Antisipasi

Implementasi TKA dalam SNBP tentunya menghadirkan sejumlah tantangan. Sosialisasi yang efektif kepada siswa dan sekolah menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh pihak terkait, termasuk siswa, guru, dan sekolah, memahami mekanisme TKA dan implikasinya terhadap proses seleksi SNBP. Selain itu, persiapan infrastruktur dan teknis pelaksanaan TKA juga perlu diperhatikan untuk memastikan kelancaran dan keakuratan proses penilaian. Dengan perencanaan dan persiapan yang matang, diharapkan TKA dapat menjadi instrumen yang efektif dalam meningkatkan objektivitas dan keadilan dalam seleksi masuk perguruan tinggi.

  • Keunggulan TKA: Memberikan asesmen individual, memvalidasi nilai rapor, meningkatkan objektivitas seleksi SNBP, menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi siswa dari berbagai latar belakang sekolah.
  • Tantangan Implementasi: Sosialisasi yang efektif, persiapan infrastruktur dan teknis pelaksanaan TKA yang memadai.