Kemenag Luncurkan Proyek Mushaf Nusantara: Merajut Ukhuwah dan Melestarikan Warisan Budaya dalam Peringatan Nuzulul Quran

Kemenag Luncurkan Proyek Mushaf Nusantara: Merajut Ukhuwah dan Melestarikan Warisan Budaya dalam Peringatan Nuzulul Quran

Peringatan Nuzulul Quran tahun ini diwarnai dengan sebuah inisiatif monumental dari Kementerian Agama (Kemenag): peluncuran proyek penulisan Mushaf Nusantara. Inisiatif ini bukan sekadar perayaan keagamaan semata, melainkan juga upaya strategis untuk melestarikan dan mengembangkan khazanah Al-Quran bercorak khas Indonesia, sekaligus memperkuat nilai-nilai persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman bangsa. Direktur Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa peristiwa Nuzulul Quran merupakan tonggak sejarah peradaban manusia, di mana Al-Quran hadir sebagai pedoman hidup yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan harmoni. Proyek Mushaf Nusantara, menurutnya, merupakan wujud nyata dari komitmen Kemenag dalam menjaga dan merawat warisan budaya bangsa yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan.

Proses penulisan Mushaf Nusantara akan melibatkan 365 kaligrafer terbaik tanah air, yang terdiri dari para juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan ini akan diselenggarakan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia, menunjukkan skala dan jangkauan yang luas dari proyek ambisius ini. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dijadwalkan akan memberikan simbolis berupa penorehan titik pada lafaz basmallah, menandai dimulainya proses penulisan mushaf yang monumental ini. Mushaf Nusantara sendiri memiliki ukuran yang cukup besar, yakni 100x70 cm, dengan isi 624 halaman dan dihiasi dengan 38 corak iluminasi yang merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman corak tersebut menjadi cerminan semaraknya budaya Nusantara serta upaya untuk mempersatukan keberagaman dalam bingkai NKRI.

Lebih lanjut, Abu Rokhmad menekankan pentingnya peran Al-Quran dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di Indonesia. Menurutnya, keberagaman etnis dan budaya di Indonesia memang menyimpan potensi konflik horizontal, namun dengan pengamalan ajaran-ajaran dalam kitab suci secara kaffah, diharapkan kerukunan dan kedamaian dapat terus dijaga dan terpelihara. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, yang menambahkan bahwa kemajuan teknologi justru semakin mengungkap kebenaran ilmiah yang terkandung dalam Al-Quran, membuatnya tetap relevan di segala zaman, bahkan di era kecerdasan buatan (AI). Beliau juga menekankan pentingnya menjaga harmoni dengan lingkungan, sesuai dengan prinsip ekoteologi Islam, yang memandang seluruh alam semesta sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Proyek Mushaf Nusantara bukan hanya sekadar proyek penulisan mushaf biasa. Ia merupakan sebuah proyek yang sarat dengan makna simbolik, menyatukan aspek keagamaan, kebudayaan, dan kenegaraan. Dengan melibatkan kaligrafer-kaligrafer terbaik dan diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia, proyek ini diharapkan mampu memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya. Semoga Mushaf Nusantara dapat menjadi pedoman hidup yang membimbing masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik, rukun, dan damai dalam naungan rahmat Allah SWT. Kehadirannya juga sebagai simbol peradaban Indonesia yang kokoh berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya.