Keputusan BI Rate dan Dampaknya terhadap IHSG: Analisis Pasar Saham di Tengah Sentimen Negatif

Keputusan BI Rate dan Dampaknya terhadap IHSG: Analisis Pasar Saham di Tengah Sentimen Negatif

Penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, mencapai titik terendah 6.011,8 atau melemah 7,1% dibandingkan penutupan sebelumnya, telah memicu spekulasi luas di pasar. Penurunan ini bahkan memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham. Penutupan perdagangan akhirnya menunjukkan penurunan 3,8% pada angka 6.233,4. Net outflow asing yang mencapai Rp 2,5 triliun (dengan total outflow Rp 29,4 triliun atau US$ 1,8 miliar sepanjang tahun) semakin memperparah situasi. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini, yang akan mengumumkan suku bunga acuan atau BI Rate, diharapkan dapat memberikan sentimen positif dan membalikkan tren negatif ini.

Analisis Mirae Asset Sekuritas mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga BI Rate akan disambut positif oleh pasar. Lembaga riset tersebut bahkan merekomendasikan pemangkasan sebesar 25 bps menjadi 5,5%. Harapan tersebut muncul di tengah kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi di tahun 2025, kecemasan terkait kebijakan pemerintah, dan isu pergantian menteri keuangan. Pernyataan tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegaskan tetap akan berada di Kabinet diharapkan dapat meredam sentimen negatif tersebut. Namun, pertanyaan besarnya adalah apakah penurunan BI Rate akan cukup untuk mengatasi sentimen negatif yang mendominasi pasar?

Kondisi makro ekonomi Indonesia sebenarnya menunjukkan gambaran yang cukup stabil. Inflasi yang sangat rendah (deflasi 0,09% YoY pada Februari), surplus neraca perdagangan yang signifikan (US$ 6,6 miliar di 2M25), dan pertumbuhan PDB yang masih baik (5,03% di tahun 2024) seharusnya mendukung kinerja IHSG. Namun, rendahnya optimisme pasar terhadap prospek ekonomi tahun 2025 dan sentimen negatif lainnya tampak mendominasi. Deflasi yang terjadi, meskipun di bawah target BI (1,5% - 3,5%), sebagian besar disebabkan oleh penurunan tarif listrik dan bukan karena melemahnya daya beli masyarakat. Teuku Riefky dari LPEM FEB UI menambahkan bahwa tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat di bulan-bulan mendatang seiring dengan bulan Ramadan dan berakhirnya subsidi listrik.

Sementara itu, faktor eksternal juga mempengaruhi sentimen pasar. Ketidakpastian kebijakan perdagangan global, termasuk potensi eskalasi perang tarif, serta kebijakan suku bunga The Federal Reserve (yang diperkirakan akan tetap pada 4,25% - 4,5%) memberikan tekanan tambahan. Meskipun inflasi di Amerika Serikat menunjukkan tanda moderasi, tekanan inflasi global masih tinggi. Di tengah kondisi ini, ada perbedaan pendapat mengenai langkah tepat BI. Teuku Riefky berpendapat bahwa BI sebaiknya mempertahankan suku bunga acuan pada 5,75% untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan keuangan. Namun, harapan pasar untuk pemangkasan suku bunga tetap tinggi, berharap dapat menghidupkan kembali optimisme investor dan mendorong penguatan IHSG.

Kesimpulannya, keputusan BI Rate hari ini akan menjadi penentu arah IHSG ke depannya. Meskipun kondisi makro ekonomi Indonesia relatif stabil, sentimen negatif yang kuat terkait prospek ekonomi dan kebijakan pemerintah, ditambah dengan ketidakpastian global, membuat situasi menjadi sangat kompleks. Pemangkasan BI Rate memiliki potensi untuk meredakan tekanan, namun keberhasilannya sangat bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi sentimen negatif yang mendominasi pasar saat ini. Pengaruh keputusan BI Rate terhadap IHSG akan menjadi fokus utama pasar dalam beberapa hari mendatang.

  • Kondisi IHSG: Penurunan signifikan, penghentian sementara perdagangan, net outflow asing besar.
  • Faktor Internal: Rendahnya optimisme ekonomi 2025, kebijakan pemerintah, isu pergantian menteri keuangan.
  • Faktor Eksternal: Ketidakpastian kebijakan perdagangan global, suku bunga The Federal Reserve.
  • Kondisi Makro Ekonomi: Inflasi rendah (deflasi), surplus neraca perdagangan, pertumbuhan PDB yang baik.
  • Ekspektasi Pasar: Pemangkasan BI Rate untuk meningkatkan kepercayaan investor.
  • Perbedaan Pendapat: Perdebatan mengenai kebijakan suku bunga yang tepat dari BI.