Revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai: Suntikan Dana Triliunan Rupiah untuk Dongkrak Ekonomi Bengkulu

Revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai: Suntikan Dana Triliunan Rupiah untuk Dongkrak Ekonomi Bengkulu

Pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar Rp 1 triliun untuk proyek revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu. Proyek ambisius ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan pendangkalan yang telah berlangsung sejak tahun 2018 dan berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Pendangkalan yang parah telah mengurangi kedalaman alur pelabuhan dari 7-11,5 meter menjadi hanya 1,5 meter, bahkan sebagian kolam breakwater telah berubah menjadi daratan pasir. Kondisi ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, diperkirakan mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah per tahun.

Salah satu dampak paling nyata adalah penurunan drastis volume ekspor. Ekspor batu bara, misalnya, turun dari 10 juta ton per tahun menjadi hanya 3 juta ton. Kondisi ini memaksa para eksportir untuk menggunakan tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar di tengah laut, sebuah proses yang jelas meningkatkan biaya dan menurunkan efisiensi. Komoditas ekspor lainnya seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut juga turut terdampak negatif.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menjelaskan bahwa pemerintah provinsi tengah berkoordinasi intensif dengan PT Pelindo Bengkulu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkulu, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Bengkulu untuk mempersiapkan aspek regulasi dan teknis sebelum dimulainya revitalisasi tahap pertama pada tahun 2025. Ia menekankan pentingnya memastikan kesiapan seluruh aspek legal, ekonomi, dan infrastruktur pendukung sebelum proyek dimulai. Presiden RI Prabowo, setelah menerima informasi mengenai kondisi Pelabuhan Pulau Baai, langsung menginstruksikan Pelindo pusat untuk mengambil alih dan menyediakan dana revitalisasi.

Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, menambahkan bahwa dukungan penuh dari seluruh pihak terkait telah dipastikan. Revitalisasi ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah pendangkalan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi Bengkulu secara signifikan. Targetnya, Bengkulu dapat menjadi pusat ekspor-impor, bukan hanya untuk komoditas lokal, tetapi juga untuk wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya. Hal ini akan mengurangi ketergantungan Bengkulu pada pelabuhan di provinsi lain untuk kegiatan ekspor-impor.

General Manager Pelindo Regional II Bengkulu, S. Joko, menyatakan bahwa dukungan dari Pemprov Bengkulu dan berbagai pihak merupakan motivasi bagi Pelindo untuk mengelola pelabuhan dengan lebih baik. Saat ini, prioritas utama adalah penyelesaian aspek legal, ekonomi, dan infrastruktur pendukung sebelum dimulainya pengerukan alur pelabuhan dan revitalisasi secara keseluruhan. Proyek ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pintu gerbang ekonomi Bengkulu dan wilayah sekitarnya.

Proyek revitalisasi ini bukan sekadar pengerukan alur pelabuhan, melainkan sebuah upaya menyeluruh untuk memodernisasi dan meningkatkan efisiensi operasional Pelabuhan Pulau Baai. Dengan adanya suntikan dana yang signifikan dan komitmen dari berbagai pihak, diharapkan proyek ini akan berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi Bengkulu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.