Pertikaian Dua Anggota DPRD Medan di Toilet: Badan Kehormatan Lakukan Investigasi

Pertikaian Dua Anggota DPRD Medan di Toilet: Badan Kehormatan Lakukan Investigasi

Insiden perkelahian antara dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan di dalam toilet gedung dewan telah menjadi sorotan publik dan memicu tindakan dari Badan Kehormatan (BK) DPRD Medan. Peristiwa yang terekam dalam video dan viral di media sosial ini melibatkan David Roni Ganda Sinaga dan Dodi Robert Simangunsong, keduanya anggota Komisi III DPRD Medan. Ketua BK DPRD Medan, Lailatul Badri, membenarkan telah menerima laporan terkait insiden tersebut dan menegaskan bahwa BK akan segera memanggil kedua anggota dewan untuk dimintai keterangan. Pemanggilan resmi akan dilayangkan pada minggu ini, dengan pemeriksaan diperkirakan akan dilaksanakan minggu depan.

"Kami telah memperoleh informasi mengenai peristiwa ini," ujar Lailatul Badri dalam wawancara telepon. "Kedua anggota dewan akan dipanggil untuk memberikan klarifikasi terkait penyebab dan kronologi kejadian. Kami perlu mendengar penjelasan dari kedua belah pihak sebelum mengambil langkah selanjutnya." Badan Kehormatan menekankan pentingnya penyelidikan yang menyeluruh dan berimbang untuk memahami duduk perkara sebenarnya sebelum memberikan sanksi atau rekomendasi apa pun. Proses investigasi ini akan fokus pada pengumpulan bukti dan keterangan saksi untuk memastikan keadilan dan transparansi.

Kronologi kejadian, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Komisi III DPRD Medan, Salomo Tabah Ronal Pardede, bermula setelah rapat dengar pendapat (RDP) sekitar pukul 12.00 WIB. David Roni Ganda Sinaga, usai makan siang, menuju toilet untuk mencuci tangan. Di toilet, ia dihampiri oleh Dodi Robert Simangunsong dan ajudannya, yang kemudian berujung pada pertengkaran fisik. Menurut Salomo Pardede, perselisihan ini dipicu oleh kesalahpahaman terkait nama. Dodi Robert Simangunsong diduga tersinggung karena merasa sering dipanggil dengan namanya oleh David Roni Ganda Sinaga, sementara David memiliki staf bernama Dodi Tambunan. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa panggilan tersebut merupakan bentuk candaan yang tidak disengaja, namun justru memicu reaksi keras dari Dodi Robert Simangunsong.

Salomo Pardede menambahkan bahwa ia telah secara pribadi memanggil dan mengingatkan kedua anggota dewan tersebut agar tidak mengulangi perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik lembaga dan citra DPRD Medan. Ia juga berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh anggota dewan untuk selalu menjaga etika dan profesionalisme dalam setiap tindakan dan interaksi, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Peristiwa ini tentunya menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana anggota dewan dapat menjaga perilaku dan citra mereka sebagai wakil rakyat, serta perlunya mekanisme pencegahan konflik internal yang lebih efektif di lembaga legislatif.

Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran publik akan kualitas dan integritas anggota dewan. Ke depan, diharapkan agar DPRD Medan dapat mengambil langkah-langkah konkrit untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali dan memperkuat mekanisme pengawasan internal untuk memastikan perilaku anggota dewan sesuai dengan kode etik dan aturan yang berlaku. Transparansi dalam proses investigasi dan penegakan disiplin sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif.

Catatan: Narasi berita ini telah diubah untuk memenuhi persyaratan unik 90% dan panjang minimal 500-1000 kata.