Program Penghapusan Tato Gratis BAZNAS: Menyibak Kisah Perbaikan Diri di Balik Rasa Sakit

Program Penghapusan Tato Gratis BAZNAS: Menyibak Kisah Perbaikan Diri di Balik Rasa Sakit

Suara dengung mesin laser penghapus tato berpadu dengan desahan kecil para peserta di sebuah ruangan di Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Suasana ini menjadi pemandangan umum dalam program penghapusan tato gratis yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jakarta pada Selasa, 18 Maret 2025. Bukan sekadar prosedur medis, program ini menjadi saksi bisu perjalanan perbaikan diri bagi para pesertanya, yang rela menahan rasa sakit demi memulai lembaran baru dalam hidup.

Sherly (23), salah satu peserta, menggenggam erat tangannya, menahan perih saat sinar laser menyapu tinta tato di kulitnya. "Lebih sakit menghapusnya daripada membuatnya," ujarnya dengan ekspresi yang menggambarkan perjuangan batinnya. Tato yang dulu dibuat pada tahun 2018 karena kecintaannya pada seni tato kini menjadi simbol masa lalu yang ingin ia tinggalkan. "Dulu karena suka gambar saja, tapi sekarang ingin jadi lebih baik. Apalagi sekarang sudah punya anak," jelasnya, menekankan perubahan perspektifnya. Proses penghapusan tato bagi Sherly pun tak instan; tato berwarna yang menghiasi tubuhnya membutuhkan beberapa sesi perawatan. "Kalau ada program gratis lagi, saya pasti balik. Ini butuh waktu (hilangnya tato)," tambahnya, menunjukkan tekadnya untuk menyelesaikan proses tersebut.

Kisah serupa juga dialami Maman (56). Ia rela menahan rasa sakit dari sengatan laser untuk menghapus tato yang telah melekat di kulitnya sejak tahun 1990. Bagi Maman, rasa sakit ini adalah harga yang harus dibayar untuk perbaikan hidup. "Sebelumnya di Balai Kota Jakarta, sekarang di Kantor Wali Kota Jakarta Timur," katanya, menjelaskan bahwa ini bukan pengalaman pertamanya menjalani prosedur penghapusan tato. Tato di tangannya, yang dibuat saat bekerja di sebuah restoran di Bali pada tahun 90-an, membutuhkan sepuluh sesi perawatan untuk dihilangkan sepenuhnya. "Karena ini harus 10 kali, enggak bisa sekali langsung hilang," tuturnya. Maman menjelaskan pihak penyelenggara memberikan salep pereda nyeri sebelum dan sesudah proses penghapusan tato. "Setelah dihapus juga dikasih lagi supaya enggak terlalu nyeri," imbuhnya, menegaskan komitmennya untuk menghapus tato demi perubahan dalam hidupnya.

Program penghapusan tato gratis ini menawarkan lebih dari sekadar layanan medis; ia menyediakan kesempatan bagi individu untuk memperbaiki diri dan memulai kehidupan baru. Lebih dari sekadar menghilangkan tato, program ini menyuntikkan harapan dan semangat bagi peserta untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik. Program ini juga menyoroti pentingnya dukungan sosial dalam proses transformasi diri. Proses penghapusan tato, yang terkadang menyakitkan secara fisik, menjadi metafora perjuangan internal untuk meninggalkan masa lalu dan merangkul perubahan positif. Keberhasilan program ini terletak pada kemampuannya untuk memberikan akses kepada mereka yang membutuhkan, membantu mereka memperbaiki diri, dan memberikan kesempatan kedua untuk meraih masa depan yang lebih baik.