Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta: Megahnya Arsitektur Kolonial dan Kesiapan untuk Penghuni Baru
Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta: Megahnya Arsitektur Kolonial dan Kesiapan untuk Penghuni Baru
Rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, kembali menjadi sorotan publik seiring dengan keputusan Pramono Anung untuk menempatinya. Bangunan bersejarah ini, dengan arsitektur kolonialnya yang megah, kini telah dipersiapkan untuk menyambut penghuni barunya setelah sekian lama kosong. Pilar-pilar tinggi, jendela-jendela besar yang berkesan klasik, serta taman rindang yang menyejukkan mata, tetap terjaga keasriannya di tengah hiruk pikuk Ibu Kota.
Kompas.com melakukan peninjauan lokasi pada Selasa (18/3/2024) dan menemukan bangunan yang simetris dengan atap curam berwarna merah, ciri khas arsitektur kolonial. Sebuah plang di halaman depan dengan jelas menyatakan status bangunan sebagai “Tanah Milik Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Peruntukan Rumah Dinas Gubernur Prov. DKI Jakarta”. Tata letak rumah dirancang secara fungsional. Menurut keterangan petugas keamanan yang berjaga, lantai satu difungsikan sebagai ruang tamu resmi untuk menjamu tamu-tamu penting negara dan daerah. Sementara itu, lantai dua terdiri dari empat kamar tidur yang diperuntukkan bagi keluarga Gubernur.
Di bagian belakang bangunan, terdapat ruangan-ruangan yang diperuntukkan bagi staf pendukung, termasuk ajudan dan petugas keamanan dari berbagai instansi. Petugas keamanan tersebut menjelaskan, “Ada ruangan belakang, biasanya digunakan untuk ajudan. Kalau di sini yang jaga itu biasanya dari Pemadam Kebakaran, Satpol PP, dan Dishub.” Fasilitas pendukung lainnya yang tersedia adalah area parkir yang cukup luas, mampu menampung hingga tujuh mobil dan sekitar 15 sepeda motor.
Setelah sekian lama tidak dihuni secara tetap, rumah dinas ini telah mengalami proses pembersihan dan pengecatan ulang untuk menyambut kedatangan Pramono Anung. Petugas keamanan menambahkan, “Ini sudah beres dicat, bersih-bersih lah. Tapi kita belum tahu bapak (Pramono) itu pindahnya kapan, apa habis Lebaran, kita belum tahu.”
Keputusan Pramono Anung untuk menempati rumah dinas ini cukup mengejutkan, mengingat selama 25 tahun berkarier di pemerintahan, ia belum pernah menempati rumah dinas. Keputusan ini dipicu oleh permintaan sang istri, Endang Nugrahani. Pramono mengungkapkan hal tersebut di Balai Kota Jakarta pada Senin (17/3/2025), “Saya juga kaget, istri saya yang selama ini enggak mau (menempati rumah dinas) tiba-tiba bilang mau. Alangkah lebih baiknya rumah jabatan gubernur ditempati.”
Setelah meninjau langsung kondisi rumah dinas, Pramono akhirnya memutuskan untuk menempati rumah tersebut setelah perayaan Idul Fitri 1446 H. Ia menyatakan, “Maka ketika saya menengok rumah itu, akhirnya saya memutuskan untuk ditempati. Mudah-mudahan setelah Lebaran akan saya tempati.” Dengan demikian, rumah dinas Gubernur DKI Jakarta yang megah ini siap kembali menjalankan fungsinya sebagai tempat tinggal resmi kepala daerah.