Gugatan Hukum Menyelimuti Peragaan Busana Mewah di Bulan Ramadan

Gugatan Hukum Menyelimuti Peragaan Busana Mewah di Bulan Ramadan

Sebuah peragaan busana mewah yang digelar di tengah bulan Ramadan di Gulmarg Ski Resort, India, pada 7 Maret lalu, telah berujung pada gugatan hukum terhadap para penyelenggara. Acara yang dimaksudkan sebagai perayaan 15 tahun brand Shivan & Narresh, rancangan desainer Shivan Bhatiya dan Narresh Kukreja, justru menuai kontroversi dan kecaman luas dari masyarakat setempat yang mayoritas beragama Muslim. Koleksi pakaian ski mewah yang dipamerkan, termasuk pakaian renang seperti bikini dan celana renang pria, dinilai sangat tidak sensitif dan menghina kesucian bulan Ramadan.

Kontroversi ini tak hanya menyulut kemarahan publik, tetapi juga memicu reaksi keras dari kalangan politisi dan tokoh agama. Adil Nazir Khan, pemimpin partai Awami Ittehad, menjadi salah satu pihak yang mengajukan gugatan hukum, mengklaim bahwa peragaan busana tersebut telah melukai perasaan keagamaan masyarakat. Tuntutan hukum ini pun berlanjut hingga ke Pengadilan Khusus Mobile Magistrate di Srinagar, yang kemudian mengeluarkan panggilan resmi terhadap kedua desainer, serta Ainee Ahmedi, pemimpin redaksi Elle India, yang terlibat dalam publikasi acara tersebut. Keberadaan alkohol dalam acara tersebut semakin memperburuk situasi, dinilai sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan memperparah citra negatif yang muncul.

Dalam upaya meredam amarah publik, Shivan Bhatiya dan Narresh Kukreja telah menyampaikan permintaan maaf secara publik melalui media sosial, sekaligus menghapus seluruh dokumentasi peragaan busana dari akun mereka. Narresh Kukreja menjelaskan kepada WWD, "Jelas, ini adalah kesalahan kami. Kami tidak menyadari bahwa acara ini bertepatan dengan bulan Ramadan." Shivan Bhatiya menambahkan, "Kami adalah Hindu dan tidak menjalankan Ramadan, tetapi kami seharusnya lebih sensitif terhadap budaya lokal." Pernyataan maaf ini, meskipun terlambat, menjadi langkah yang krusial dalam upaya meredakan ketegangan yang timbul akibat insiden tersebut. Namun, dampak hukum dari gugatan yang diajukan masih harus dinantikan keputusannya.

Peristiwa ini menyoroti pentingnya pemahaman budaya dan sensitivitas sosial dalam penyelenggaraan acara publik, terutama di wilayah dengan latar belakang budaya dan agama yang beragam. Kejadian ini juga menggarisbawahi perlunya pertimbangan yang matang terhadap konteks sosial dan budaya sebelum menggelar acara skala besar, mencegah dampak negatif yang dapat berujung pada konflik hukum dan sosial seperti yang terjadi dalam kasus ini. Ke depannya, para penyelenggara acara perlu mempertimbangkan aspek-aspek sensitivitas budaya yang lebih luas untuk menghindari kontroversi serupa. Peristiwa ini menjadi studi kasus yang penting bagi dunia industri fashion dan penyelenggara acara untuk lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya.

  • Faktor penting yang memperburuk situasi adalah adanya konsumsi alkohol dalam acara tersebut.
  • Gugatan diajukan oleh Adil Nazir Khan, pemimpin partai Awami Ittehad.
  • Pengadilan Khusus Mobile Magistrate di Srinagar mengeluarkan panggilan resmi terhadap para tergugat.
  • Shivan & Narresh menghapus semua dokumentasi terkait peragaan busana dari media sosial mereka.
  • Peragaan busana menampilkan koleksi pakaian ski mewah, termasuk pakaian renang.