Relokasi Warga Terdampak Banjir Sungai Cimeta Bandung Barat: Solusi Jangka Panjang Atasi Bencana Hidrometeorologi
Relokasi Warga Terdampak Banjir Sungai Cimeta Bandung Barat: Solusi Jangka Panjang Atasi Bencana Hidrometeorologi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan merelokasi ratusan warga Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menjadi korban banjir akibat meluapnya Sungai Cimeta. Langkah ini diambil sebagai solusi permanen terhadap ancaman bencana hidrometeorologi yang rutin terjadi setiap musim hujan di wilayah tersebut. Relokasi ini melibatkan penyediaan lahan dari tanah kas desa (TKD) dan pembangunan rumah baru yang dibiayai oleh Pemprov Jabar, dengan proses pembangunan dimulai setelah Lebaran. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara langsung meninjau lokasi bencana dan menyampaikan kabar baik ini kepada warga yang terkena dampak, Rabu (19/3/2025).
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, banjir Sungai Cimeta telah mengakibatkan kerusakan pada 25 rumah, dengan tingkat kerusakan bervariasi dari sedang hingga berat. Sebanyak 139 jiwa terpaksa mengungsi akibat peristiwa tersebut. Kondisi permukiman di bantaran sungai dinilai sangat rawan, mengingat fondasi bangunan terkikis secara bertahap oleh arus sungai dan getaran dari lalu lintas kendaraan berat di Jalan Raya Padalarang-Purwakarta. Material bangunan yang sebagian besar terbuat dari bata juga memperparah kerentanan rumah terhadap kerusakan akibat banjir.
"Rumah-rumah di lokasi ini sangat berisiko," tegas Gubernur Dedi Mulyadi. "Fondasinya tergerus air sungai, dan tekanan dari kendaraan besar di atasnya semakin memperparah kondisi. Material bangunannya pun mudah rusak." Relokasi menjadi solusi yang paling tepat untuk menjamin keselamatan dan keamanan warga dari ancaman banjir susulan. Proses relokasi ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga yang selama ini hidup dalam ketakutan akan banjir yang kerap terjadi dalam hitungan menit saat hujan deras.
Dian Kusdiani (38), salah satu warga terdampak, mengungkapkan rasa syukurnya atas rencana relokasi yang ditanggung pemerintah. "Saya sangat lega," ujarnya. "Relokasi ini adalah jawaban atas kekhawatiran kami akan banjir yang selalu mengancam setiap musim hujan. Banjir sekarang sudah sampai setinggi atap rumah, jadi relokasi ini sangat penting untuk keselamatan keluarga kami." Pernyataan Dian mewakili perasaan banyak warga lainnya yang selama ini hidup dalam kecemasan akan ancaman banjir yang terus meningkat setiap tahunnya.
Langkah relokasi ini bukan hanya sekadar solusi darurat, melainkan juga upaya jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut. Pemprov Jabar berkomitmen untuk memastikan proses relokasi berjalan lancar dan terbebas dari kendala, sehingga warga dapat segera menempati rumah baru yang aman dan nyaman. Ke depan, diharapkan ada upaya mitigasi bencana yang lebih komprehensif untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Berikut poin-poin penting dari rencana relokasi:
- Lokasi Relokasi: Lahan yang disediakan oleh pemerintah desa dari tanah kas desa (TKD).
- Pembiayaan: Pembangunan rumah baru dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
- Jumlah Warga Terdampak: Sekitar 139 jiwa dari dua kampung di Desa Nyalindung.
- Kerusakan Rumah: 25 rumah mengalami kerusakan, dari sedang hingga berat.
- Waktu Pembangunan: Pembangunan rumah baru akan dimulai setelah Lebaran.
Pemerintah daerah berharap relokasi ini menjadi solusi yang efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan banjir di Desa Nyalindung dan memberikan rasa aman bagi warga setempat.