Jasa Marga Prediksi Titik Rawan Kemacetan Arus Mudik Lebaran 2025 dan Strategi Antisipasinya
Jasa Marga Prediksi Titik Rawan Kemacetan Arus Mudik Lebaran 2025 dan Strategi Antisipasinya
PT Jasa Marga memprediksi sejumlah titik rawan kemacetan di ruas tol selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2025. Atika Dara Prahita, Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga, mengungkapkan prediksi tersebut berdasarkan analisis pergerakan lalu lintas yang diperkirakan meningkat signifikan. Salah satu ruas tol yang menjadi fokus utama adalah jalur Jakarta-Cikampek, khususnya kilometer 47 hingga 66. Atika menjelaskan bahwa ruas tol ini menjadi titik kritis karena mayoritas kendaraan menuju jalur Trans Jawa. Meskipun demikian, Jasa Marga memperkirakan volume kendaraan mudik tahun ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya program diskon tarif tol dan kebijakan Work From Anywhere yang diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas.
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada tanggal 28 Maret 2025, sementara puncak arus balik diperkirakan pada tanggal 6 April 2025. Selain ruas tol Jakarta-Cikampek, Atika juga memprediksi kepadatan di jalur Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) hingga Gerbang Tol Kalikangkung. Antisipasi kemacetan juga difokuskan pada ruas tol fungsional, seperti Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, yang akan beroperasi secara fungsional pada segmen Prambanan-Purwomartani sepanjang 6,78 kilometer. Jasa Marga menyadari bahwa ruas-ruas tol tersebut akan menjadi jalur utama bagi pemudik dan telah mempersiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi potensi kemacetan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan potensi kemacetan terkonsentrasi pada jam-jam tertentu. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan volume kendaraan pasca-Magrib dan pasca-Sahur, seiring dengan pemudik yang singgah di rest area untuk beribadah atau makan. Atika menjelaskan bahwa rentang waktu pukul 03.00 hingga 05.00 WIB merupakan rentang waktu yang berpotensi menimbulkan kemacetan karena banyak pemudik yang memilih untuk sahur di jalan atau di rest area. Strategi mitigasi untuk jam-jam tersebut telah disiapkan oleh Jasa Marga. Berbeda dengan arus mudik, arus balik diprediksi akan lebih merata, namun tetap memerlukan antisipasi, terutama di titik pertemuan arus kendaraan dari Bandung dan Semarang yang diprediksi akan terjadi kepadatan pada sore hingga malam hari.
Jasa Marga telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi prediksi kemacetan ini, termasuk penyiapan petugas di lapangan, optimasi sistem informasi lalu lintas, dan koordinasi dengan instansi terkait. Perusahaan juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi potensi kendala yang mungkin terjadi selama periode arus mudik dan balik. Pemantauan secara berkala dan responsif terhadap perkembangan situasi di lapangan menjadi kunci utama dalam upaya meminimalisir dampak kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi para pemudik. Informasi terkini mengenai kondisi lalu lintas akan diinformasikan secara berkala kepada publik melalui berbagai media komunikasi.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh pemudik:
- Rencanakan perjalanan dengan baik dan hindari perjalanan pada jam-jam puncak.
- Manfaatkan informasi lalu lintas secara real-time.
- Siapkan bahan bakar yang cukup dan periksa kondisi kendaraan sebelum perjalanan.
- Beristirahat secara teratur dan ikuti arahan petugas di lapangan.
- Patuhi rambu-rambu lalu lintas.
Dengan persiapan yang matang dan kerjasama antara pemudik dan pihak terkait, diharapkan arus mudik dan balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan aman.