Banjir Jakarta: 59 RT Terendam, Jembatan Condet Lumpuh, Warga Mengungsi

Banjir Jakarta: 59 RT Terendam, Jembatan Condet Lumpuh, Warga Mengungsi

Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Minggu malam, 2 Maret 2025, mengakibatkan banjir besar yang melanda sejumlah wilayah, khususnya permukiman di sekitar Kali Ciliwung pada Senin, 3 Maret 2025. Kenaikan signifikan debit air di Bendung Katulampa, Kota Bogor, yang dipicu hujan intensitas tinggi, menyebabkan Kali Ciliwung meluap dan merendam puluhan RT. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, tercatat 59 RT terdampak banjir hingga pukul 10.00 WIB.

Salah satu dampak paling signifikan adalah terputusnya akses Jembatan Condet, jalur alternatif vital yang menghubungkan Jalan Masjid Al-Makmur dengan Jalan Raya Condet, serta menjadi penghubung Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di wilayah RW 07 dan RW 08, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ketinggian air mencapai empat meter, melumpuhkan akses jembatan tersebut sepenuhnya. Warga setempat terpaksa memasang garis pembatas dan penghalang untuk mencegah pengendara motor melintas. Kondisi ini menimbulkan kemacetan signifikan, mengingat Jembatan Condet biasanya menjadi jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di Jalan TB Simatupang dan Jalan Raya Kalibata. Meskipun sempat ditutup, Jembatan Condet akhirnya kembali dibuka menjelang siang hari seiring dengan surutnya air di kawasan Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, dimana ketinggian air mencapai 210 sentimeter.

Dampak Banjir terhadap Warga:

  • Pengungsian: Banyak warga yang rumahnya terendam memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, seperti lantai dua rumah tetangga, ruas Jalan Masjid Al-Makmur, atau depan ruko-ruko. Kondisi ini memaksa mereka untuk berlindung seadanya dari terik matahari, tanpa akses yang memadai. Kondisi ini diperparah dengan rumah-rumah yang berdekatan dengan Kali Ciliwung dan memiliki kontur tanah yang menurun.
  • Evakuasi: Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta melakukan evakuasi warga terdampak banjir menggunakan perahu karet. Petugas bahkan harus menyusuri genangan air yang hampir sejajar dengan kabel listrik. Salah satu kejadian yang menonjol adalah evakuasi seorang bayi berusia dua bulan yang terjebak banjir. Evakuasi tersebut dilakukan dengan menggunakan tandu basket yang ditarik melalui genangan air setinggi 70 sentimeter.
  • Kerugian Materil: Banyak rumah warga, khususnya yang bertipe satu lantai, mengalami kerusakan akibat banjir. Hewan peliharaan warga juga terkena dampak, terlihat dari unggas yang bertengger di atap rumah untuk menyelamatkan diri. Bahkan, tikus got pun terlihat basah kuyup di atap rumah, menggambarkan parahnya kondisi banjir.
  • Kekhawatiran Warga: Seorang warga, Minharudin (43), mengungkapkan kekecewaannya dan berharap Pemprov DKI Jakarta dapat memberikan solusi konkret untuk mengatasi masalah banjir yang berulang setiap tahun. Kekhawatirannya meningkat ketika melihat langit kembali mendung, dan prediksi kenaikan tinggi muka air di Bendung Katulampa yang kembali mencapai Siaga 3 pada malam harinya, mencapai 90 sentimeter pada pukul 20.00 WIB.

Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya antisipasi dan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta. Kejadian ini kembali menyoroti kerentanan permukiman di sekitar Kali Ciliwung dan perlunya peningkatan infrastruktur serta sistem peringatan dini yang lebih efektif untuk mencegah kerugian jiwa dan harta benda di masa mendatang.