Transformasi Pertanian Modern: Strategi Antisipasi Krisis Pangan Global di Indonesia
Transformasi Pertanian Modern: Strategi Antisipasi Krisis Pangan Global di Indonesia
Indonesia tengah berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan global. Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, menekankan urgensi transformasi sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk menghindari dampak negatif seperti yang dialami beberapa negara tetangga. Krisis pangan yang melanda Jepang dan Malaysia, ditandai dengan antrean panjang warga untuk membeli beras, menjadi bukti nyata betapa pentingnya ketahanan pangan bagi stabilitas nasional.
Amran, dalam paparannya di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (19/3/2025), menjelaskan bahwa meskipun Jepang dikenal sebagai negara maju dengan teknologi canggih, ketersediaan beras tetap menjadi faktor krusial bagi keamanan nasional. Beliau mencontohkan pula Malaysia dan Filipina, negara-negara yang juga tengah menghadapi kendala dalam produksi beras, meskipun memiliki pusat penelitian pertanian yang maju. Pernyataan ini menggarisbawahi perlunya Indonesia untuk proaktif dalam menghadapi potensi krisis serupa.
"Situasi di Malaysia saat ini patut menjadi perhatian kita," ujar Amran. "Meskipun kita bangga dengan kemajuan transformasi pertanian Indonesia, kita juga harus waspada. Malaysia sendiri mengapresiasi transformasi pertanian Indonesia dari sistem tradisional menuju modern." Amran menegaskan komitmen pemerintah dalam mencapai swasembada pangan melalui program cetak sawah dan transformasi pertanian di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Dua provinsi ini diproyeksikan menjadi penyangga utama ketahanan pangan nasional.
Program transformasi pertanian ini melibatkan modernisasi teknologi pertanian secara besar-besaran. Hal ini mencakup penyediaan dan distribusi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) modern seperti traktor, alat panen, dan fasilitas penyimpanan beras. Amran juga menekankan peran penting Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai ujung tombak keberhasilan program ini. Peningkatan produksi beras pada periode Oktober hingga Desember 2024, di tengah kondisi El Niño dan kekeringan di sejumlah negara, menjadi bukti efektifitas strategi pemerintah ini.
Amran menjelaskan lebih lanjut bahwa keberhasilan program swasembada pangan tidak hanya berdampak pada ketersediaan pangan, namun juga pada stabilitas sosial dan ekonomi nasional. Ketahanan pangan yang kuat merupakan pondasi bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, transformasi pertanian modern menjadi kunci utama dalam membangun ketahanan pangan Indonesia dan memastikan stabilitas nasional di masa mendatang.
Langkah-langkah strategis yang dijalankan dalam transformasi pertanian ini antara lain:
- Peningkatan produksi beras melalui program cetak sawah.
- Modernisasi teknologi pertanian dengan penyediaan Alsintan.
- Peningkatan kapasitas dan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
- Fokus pengembangan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sebagai lumbung pangan.
Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang terarah, Indonesia optimis dapat mewujudkan swasembada pangan dan membangun ketahanan pangan yang kokoh dalam menghadapi tantangan global.