Gubernur Nasution Akui Tekanan Kasus Narkoba di Sumatera Utara
Gubernur Nasution Akui Tekanan Kasus Narkoba di Sumatera Utara
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya terkait tingginya angka penyalahgunaan narkoba di provinsi yang dipimpinnya. Pengakuan ini disampaikan saat Nasution mengikuti sebuah retreat pemerintahan di Magelang, Jawa Tengah. Dalam sesi diskusi yang membahas isu-isu krusial pembangunan nasional, Nasution secara blak-blakan menceritakan perasaan cemas yang dialaminya ketika data yang disajikan menunjukkan Sumatera Utara berada di peringkat pertama sebagai provinsi dengan jumlah pengguna narkoba tertinggi.
Perasaan cemas ini bukan tanpa alasan. Menurut Nasution, acara retreat tersebut kerap kali menghadirkan pemanggilan terhadap perwakilan provinsi dengan catatan tertinggi atau terendah dalam berbagai sektor. Provinsi dengan prestasi terbaik biasanya dipanggil untuk berbagi pengalaman sukses. Namun, dalam konteks permasalahan narkoba, Nasution menyadari bahwa pemanggilan tersebut akan berkonotasi negatif, menunjukkan kegagalan dalam upaya penanggulangan bahaya narkoba. Ia bahkan memilih untuk duduk di barisan belakang selama sesi tersebut, guna menghindari kemungkinan dipanggil untuk menjelaskan situasi pelik ini di depan para pejabat pusat.
"Biasanya, provinsi dengan peringkat teratas dalam suatu kategori akan dipanggil untuk memaparkan situasi di depan para menteri atau pejabat tinggi lainnya," ujar Nasution. "Namun, dalam kasus ini, peringkat pertama Sumut justru terkait dengan permasalahan narkoba. Jujur, saya merasa sedikit was-was," tambahnya sambil tersenyum. Walaupun disampaikan dengan nada ringan, Nasution menekankan keseriusan permasalahan ini dan perlunya penanganan yang komprehensif.
Lebih lanjut, Nasution menghubungkan permasalahan narkoba dengan cita-cita Indonesia Emas 2045. Menurutnya, penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu penghambat utama terwujudnya visi tersebut. Oleh karena itu, Ia menekankan perlunya kerja sama yang kuat antara pemerintah daerah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan seluruh lapisan masyarakat untuk memberantas narkoba secara efektif.
Dalam kesempatan tersebut, Nasution juga menyampaikan komitmennya dalam memerangi bahaya narkoba. Ia meminta dukungan penuh dari seluruh pihak, termasuk Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) dan Kodam I/Bukit Barisan, untuk mendukung program-program penanggulangan narkoba di provinsi tersebut. Dukungan penuh, baik dalam hal sumber daya maupun strategi, dibutuhkan untuk menciptakan Sumatera Utara yang bersih dari narkoba.
Nasution menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci utama dalam mencapai Indonesia Emas. Namun, hal ini tidak akan terwujud jika permasalahan narkoba terus dibiarkan. Oleh karena itu, perang melawan narkoba bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat Sumatera Utara.
Komitmen dan keseriusan Gubernur Nasution dalam menghadapi permasalahan ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi seluruh pihak untuk bersatu padu dalam memberantas narkoba dan menciptakan Sumatera Utara yang lebih baik, sekaligus berkontribusi terhadap terwujudnya Indonesia Emas 2045.