Penyakit Kudis Tewaskan 120 Kambing di Kabupaten Sikka, NTT

Wabah Kudis Ancam Populasi Kambing di Kabupaten Sikka

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menghadapi wabah penyakit kudis (scabies) yang telah menyebabkan kematian massal pada ternak kambing. Data terbaru dari Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mencatat angka kematian yang mengkhawatirkan, yakni sebanyak 120 ekor kambing telah mati sejak awal tahun hingga pertengahan Maret 2025. Angka ini meningkat signifikan dari 90 ekor yang dilaporkan pada akhir Februari lalu. Kepala Dinas Pertanian, Yohanes Emil Satriawan, menyampaikan informasi tersebut pada konferensi pers di Maumere, Rabu (19/3/2025).

Penyebaran penyakit ini terkonsentrasi di dua wilayah, yaitu Desa Kojagete, Kecamatan Alok Timur, dengan jumlah kematian tertinggi mencapai 109 ekor kambing, dan Desa Leguwoda, Kecamatan Magepanda, dengan 11 ekor kambing yang menjadi korban. Hasil pemeriksaan laboratorium mengidentifikasi penyakit kudis (scabies) sebagai penyebab utama kematian ternak tersebut. Gejala klinis yang muncul pada kambing yang terinfeksi meliputi rasa gatal yang intens, kerontokan bulu, penebalan dan pengerasan kulit, serta munculnya koreng. Kondisi ini mengakibatkan penurunan nafsu makan yang signifikan, akhirnya berujung pada kematian hewan tersebut.

Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Pertanian telah mengeluarkan imbauan penting kepada para peternak dan masyarakat untuk mencegah meluasnya wabah ini. Langkah-langkah pencegahan yang disarankan meliputi pemisahan segera kambing yang menunjukkan gejala penyakit dari ternak sehat. Hal ini sangat krusial untuk mencegah penularan, karena penyakit kudis bersifat zoonotik, artinya dapat menular dari hewan ke manusia. Lebih lanjut, masyarakat diimbau untuk tidak mengonsumsi daging kambing yang mati akibat penyakit ini. Pembuangan bangkai kambing juga harus dilakukan dengan benar, yaitu dikubur dengan kedalaman minimal satu meter untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Dinas Pertanian juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar peternakan untuk meminimalisir risiko penyebaran kudis.

Langkah-langkah Pencegahan dan Penanganan:

  • Isolasi: Segera pisahkan kambing yang sakit dari ternak sehat.
  • Penguburan: Kubur bangkai kambing dengan kedalaman minimal 1 meter.
  • Sanitasi: Bersihkan dan desinfektan kandang dan lingkungan peternakan.
  • Konsultasi: Segera konsultasikan dengan petugas kesehatan hewan jika ditemukan kasus.
  • Hindari Konsumsi: Jangan mengonsumsi daging kambing yang mati.

Dinas Pertanian Kabupaten Sikka berharap agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit kudis ini. Langkah-langkah yang proaktif dan kolaboratif sangat dibutuhkan untuk melindungi populasi kambing di Kabupaten Sikka dan mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar bagi para peternak.