Operasi Plastik Berlebihan: Influencer China Alami Kesulitan Bernapas Akibat Rhinoplasty
Operasi Plastik Berlebihan: Influencer China Alami Kesulitan Bernapas Akibat Rhinoplasty
Abby Han, seorang influencer terkenal di China, baru-baru ini mengungkapkan penyesalan mendalamnya setelah menjalani serangkaian operasi plastik, khususnya rhinoplasty atau operasi hidung. Dalam siaran langsung yang menyita perhatian publik, Abby secara terbuka menceritakan pengalaman pahitnya yang berujung pada kesulitan bernapas. Ia mengaku telah menjalani prosedur kosmetik tersebut secara berlebihan di masa muda, dengan tujuan untuk mendapatkan hidung yang lebih kecil dan mancung. Namun, obsesinya tersebut justru berdampak negatif dan membahayakan kesehatannya.
Lebih lanjut, Abby menjelaskan bahwa dalam upayanya untuk mendapatkan hidung yang dianggap ideal, ia telah menghilangkan bagian samping hidung yang cukup signifikan. Bagian ini, menurut penjelasan medis, memiliki peran penting dalam menjaga agar lubang hidung tetap terbuka dan memungkinkan pernapasan yang lancar. Akibat pengurangan yang berlebihan tersebut, lubang hidung Abby kini menjadi sangat kecil, sehingga ia mengalami kesulitan bernapas dan harus secara manual membuka lubang hidungnya untuk menghirup udara dengan cukup. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya dan menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan.
"Aku rasa aku telah menjalani operasi plastik hampir sebanyak Michael Jackson," ungkap Abby dengan nada penyesalan. Ia menambahkan, "Jika kamu berharap hasilnya terlihat alami, sejujurnya itu sama sekali tidak realistis." Pengakuan jujur ini sekaligus menjadi peringatan bagi mereka yang tergoda untuk melakukan operasi plastik berlebihan. Abby secara gamblang menyatakan telah 'tobat' dari prosedur kosmetik tersebut dan menyesali tindakannya di masa lalu yang telah mengakibatkan kerusakan pada wajahnya. Kisahnya menjadi sebuah studi kasus tentang bahaya dari operasi plastik yang tidak terkontrol dan dilakukan secara berlebihan, tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan dan keamanan.
Pengalaman pahit Abby Han ini menyoroti pentingnya konsultasi dengan dokter spesialis yang terpercaya sebelum memutuskan untuk melakukan operasi plastik. Prosedur kosmetik, meskipun bertujuan untuk meningkatkan penampilan, tetap memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Keputusan yang tergesa-gesa dan didorong oleh standar kecantikan yang tidak realistis dapat berujung pada penyesalan yang mendalam, seperti yang dialami oleh Abby. Kisah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menerima dan mencintai bentuk tubuh dan wajah apa adanya, daripada mengejar standar kecantikan yang sering kali tidak sehat dan tidak dapat dicapai.
Kesimpulan: Kisah Abby Han memberikan pelajaran berharga tentang bahaya operasi plastik yang berlebihan dan pentingnya mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan sebelum menjalani prosedur kosmetik. Ia menekankan perlunya konsultasi profesional dan pandangan yang realistis terhadap standar kecantikan, agar terhindar dari penyesalan di kemudian hari. Kisah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang tergoda oleh janji-janji operasi plastik untuk mencapai standar kecantikan yang ideal namun sering kali tidak realistis.