Prakiraan BMKG: Ramadan 1446 H di Akhir Musim Hujan, Transisi Menuju Kemarau di April 2025
Prakiraan BMKG: Ramadan 1446 H di Akhir Musim Hujan, Transisi Menuju Kemarau di April 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait prakiraan musim di Indonesia pada tahun 2025, khususnya mengenai status musim saat Ramadan 1446 H. Beredar pertanyaan mengenai apakah bulan Ramadan tahun depan akan jatuh di musim kemarau. Berdasarkan data dan analisis terkini BMKG, jawabannya adalah tidak. Ramadan 1446 H, yang jatuh pada bulan Maret 2025, diprediksi masih berada di periode akhir musim hujan.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Beliau menekankan bahwa musim hujan di Indonesia diperkirakan akan berakhir pada akhir Maret 2025. Setelahnya, bulan April akan menjadi masa transisi, atau yang sering disebut musim pancaroba, dari musim hujan menuju musim kemarau. "Musim hujan diprediksi akan berakhir sampai bulan Maret, akhir Maret 2025, dan April itu transisi dari musim hujan ke musim kemarau," ujar Dwikorita dalam pernyataan yang dikutip dari arsip detikEdu.
Perlu dipahami bahwa puncak musim hujan di Indonesia tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah. Beberapa daerah mungkin masih mengalami puncak musim hujan hingga Januari atau Februari 2025. Sementara itu, fenomena anomali iklim La Nina lemah dan pola hujan monsunal dapat menyebabkan beberapa daerah masih mengalami curah hujan hingga April bahkan awal Mei 2025. Oleh karena itu, BMKG menekankan pentingnya memantau perkembangan cuaca secara berkala dan mengikuti informasi resmi yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut.
Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan normal pada tahun 2025, BMKG juga memperingatkan adanya potensi beberapa daerah yang akan mengalami curah hujan di atas normal. Variabilitas curah hujan ini juga berpengaruh pada dinamika peralihan musim. BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, terutama di daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan di atas normal. Pergeseran awan hujan yang dinamis juga menyebabkan kondisi cuaca yang bervariasi secara spasial. Hujan lebat dapat terjadi secara tiba-tiba di satu daerah, sementara daerah lain mengalami kondisi cerah. "Hanya tempatnya itu bergeser-geser, misalnya dari Sumatera, dari Jakarta, lalu ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur, lalu nanti ke Sulawesi, nanti balik lagi ke Jakarta, jadi akan berpindah-pindah tempatnya," jelas Dwikorita menjelaskan dinamika pergerakan awan hujan.
Kesimpulannya, berdasarkan prakiraan BMKG, Ramadan 1446 H akan berada di penghujung musim hujan, dengan peralihan menuju musim kemarau yang diprediksi dimulai pada bulan April 2025. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan prakiraan cuaca BMKG untuk mitigasi potensi dampak perubahan musim.