Relawan Jaga Satwa Indonesia Madiun: Mengatasi Ancaman Ular dan Mencegah Konflik Manusia-Satwa Liar

Relawan Jaga Satwa Indonesia Madiun: Mengatasi Ancaman Ular dan Mencegah Konflik Manusia-Satwa Liar

Permasalahan meningkatnya populasi ular di pemukiman warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur, telah menjadi perhatian serius. Dalam dua bulan terakhir, laporan warga tentang penemuan sarang ular kobra ( Naja sputatrix) di berbagai rumah semakin meningkat, menimbulkan kekhawatiran akan potensi gigitan beracun yang membahayakan jiwa. Kondisi ini mendorong aksi heroik dari relawan Jaga Satwa Indonesia (JSI) Madiun, yang secara sukarela mengevakuasi ratusan reptil tersebut, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat setempat.

Berbasis di Kota Madiun, JSI dikoordinir oleh Yonny Purwandana, telah aktif menyelamatkan satwa liar selama bertahun-tahun, bahkan sebelum mendirikan JSI. Berbekal pengalaman dan keahliannya, Yonny dan tim relawan telah menangani ratusan kasus evakuasi ular, termasuk ular kobra, ular piton, dan ular kayu. Di markas JSI, pemandangan puluhan ular yang telah dievakuasi dari rumah warga menjadi pemandangan sehari-hari, menggambarkan skala besarnya permasalahan ini. Ular-ular tersebut disimpan dengan aman di dalam kotak dan wadah yang sesuai, menandakan dedikasi dan profesionalisme tim dalam penanganan satwa liar.

Penyebab Meningkatnya Populasi Ular dan Strategi Pencegahan

Yonny menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi pada peningkatan populasi ular di pemukiman. Salah satunya adalah berkurangnya populasi biawak, predator alami ular, akibat perburuan liar. Biawak berperan penting dalam mengendalikan populasi ular, terutama dengan memangsa telur-telur ular. Perburuan biawak secara tidak langsung mengakibatkan peningkatan populasi ular dan semakin seringnya ular memasuki area pemukiman.

Selain itu, pembangunan perumahan di area persawahan dan dekat sungai, yang merupakan habitat alami ular, juga menjadi faktor penting. Rumah-rumah yang kurang terawat dan lembab, serta keberadaan tikus sebagai sumber makanan ular, semakin memperparah situasi. Yonny memberikan beberapa solusi pencegahan, antara lain menutup saluran pembuangan, memangkas pohon yang menjulur ke rumah, dan menjaga kebersihan rumah untuk meminimalisir keberadaan tikus.

Edukasi dan Peran JSI

JSI tidak hanya fokus pada evakuasi ular, namun juga berperan penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Yonny menekankan pentingnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang habitat ular dan peran mereka dalam ekosistem. Menghindari pembunuhan ular dan memahami perilaku ular dapat mencegah konflik antara manusia dan satwa liar.

JSI telah terdaftar di Kemenkumham dan menjalin kemitraan resmi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur Wilayah I Madiun. Hal ini memastikan proses evakuasi dan pelepasliaran ular dilakukan secara profesional dan sesuai prosedur, sehingga tidak membahayakan baik ular maupun manusia. JSI juga kerap memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada masyarakat dalam penanganan ular.

Dampak dan Tantangan

Setiap tahunnya, JSI mengevakuasi sekitar 300 ekor ular, dengan jumlah yang meningkat selama musim penghujan. Meskipun bekerja tanpa imbalan, mereka tetap teguh dalam komitmennya untuk melindungi satwa liar dan mencegah konflik dengan manusia. Yonny sendiri pernah mengalami serangan ular kobra dan harus menjalani perawatan intensif selama satu bulan, menggambarkan risiko yang dihadapi para relawan dalam menjalankan tugasnya. JSI, dengan 100 anggota di seluruh Indonesia dan 50 anggota di Madiun Raya, terus berkomitmen untuk memberikan edukasi dan solusi yang berkelanjutan dalam menangani permasalahan ini.

Tips Menghadapi Ular di Rumah

  • Tetap tenang dan waspada jika menemukan ular di rumah.
  • Awasi pergerakan ular sebelum menghubungi JSI atau pemadam kebakaran.
  • Jika tergigit ular, segera periksa bekas gigitan dan segera pergi ke rumah sakit.
  • Gunakan minyak wangi atau kapur barus untuk mengusir ular. (Garam tidak efektif).