Dari Petani Mesir hingga Ikon Amerika: Mengungkap Kisah Asal-Usul Patung Liberty
Dari Petani Mesir Hingga Ikon Amerika: Mengungkap Kisah Asal-Usul Patung Liberty
Patung Liberty, simbol kebebasan dan demokrasi Amerika Serikat yang ikonik, menyimpan sejarah panjang dan menarik yang seringkali luput dari perhatian. Lebih dari sekadar monumen perunggu yang megah, patung ini merupakan hasil perpaduan kreativitas artistik, persahabatan internasional, dan sebuah perjalanan inspiratif yang bermula dari sosok tak terduga: seorang petani wanita Mesir. Bukan dewi Yunani, bukan pula bangsawan Eropa, melainkan seorang wanita sederhana dari pedesaan Mesir yang menjadi inspirasi awal karya monumental ini.
Frédéric-Auguste Bartholdi, sang pematung Prancis yang merancang Patung Liberty, memiliki ketertarikan mendalam pada patung kolosal. Terinspirasi oleh monumen-monumen klasik seperti Colossus dari Rhodes, Bartholdi memulai percobaannya dengan patung-patung berukuran raksasa pada akhir tahun 1850-an. Namun, perjalanan Bartholdi ke Mesir pada tahun 1856 menjadi titik balik yang menentukan. Di sana, ia terpesona oleh Colossi dari Memnon, dua patung raksasa Firaun Amenhotep III yang berdiri megah di Thebes. Keindahan dan keagungan patung-patung tersebut, yang telah berdiri selama lebih dari 3.200 tahun, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa seniman tersebut.
Puncak perjalanan inspiratif ini terjadi pada tahun 1869. Bartholdi mengajukan proposal untuk membangun patung kolosal guna memperingati pembukaan Terusan Suez. Desainnya menggambarkan seorang wanita fallaḥ, petani Mesir, yang menjadi representasi dari semangat dan ketahanan masyarakat. Sayangnya, proyek ini terhenti karena kendala keuangan yang dialami Mesir saat itu. Namun, gagasan dan desain Bartholdi tidaklah sia-sia. Ia justru menjadi dasar bagi sebuah karya yang akan jauh lebih dikenal di dunia.
Setelah kegagalan proyek Terusan Suez, Bartholdi tidak patah semangat. Ia memodifikasi desainnya, mengubah pakaian khas Mesir menjadi jubah Yunani dan menambahkan obor sebagai simbol pembawa cahaya. Ia menambahkan mahkota sebagai simbol kejayaan dan sebuah tablet di tangan kirinya, yang bertuliskan "JULY IV, MDCCLXXVI," tanggal Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Transformasi ini mengubah patung tersebut menjadi representasi kebebasan dan kemerdekaan, sesuai dengan nilai-nilai Amerika Serikat.
Patung Liberty, yang kemudian dikenal sebagai Liberty Enlightening the World, menjadi hadiah dari Prancis untuk Amerika Serikat. Patung ini diresmikan pada 28 Oktober 1886, sebagai perayaan persahabatan dan aliansi kedua negara, serta memperingati seabad kemerdekaan Amerika Serikat. Keberadaannya di Pulau Liberty, New York, membuatnya menjadi penanda kedatangan jutaan imigran yang bermimpi akan kehidupan baru di negeri ini.
Patung Liberty bukan hanya simbol Amerika Serikat, melainkan juga representasi dari sebuah perjalanan kreatif dan kolaborasi internasional. Kisah inspiratif ini, yang bermula dari seorang petani Mesir, menyoroti bagaimana sebuah ide sederhana dapat berkembang menjadi ikon global yang menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Keindahan patung ini terletak tidak hanya pada kemegahannya, tetapi juga pada kisah inspiratif yang terpatri di baliknya. Pada tahun 1984, Patung Liberty bahkan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, menegaskan pentingnya monumen ini bagi peradaban manusia.
Meskipun akses ke Patung Liberty gratis, pengunjung perlu memikirkan biaya transportasi kapal feri untuk mencapai Pulau Liberty. Kapal feri berangkat dari Jersey City dan Lower Manhattan dan biasanya juga akan singgah di Pulau Ellis jika terbuka untuk umum.