Infiltrasi Ular Kobra di Pemukiman Kabupaten Madiun: Faktor Lingkungan dan Pencegahan

Infiltrasi Ular Kobra di Pemukiman Kabupaten Madiun: Faktor Lingkungan dan Pencegahan

Meningkatnya kasus ular kobra memasuki rumah warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, akhir-akhir ini telah menimbulkan keprihatinan. Koordinator Jaga Satwa Indonesia (JSI) Madiun, Yonny Purwandana, menjelaskan bahwa fenomena ini bukanlah peristiwa kebetulan, melainkan akibat dari interaksi kompleks antara faktor lingkungan dan pembangunan. Salah satu kasus yang menonjol adalah penemuan 25 ekor ular kobra dan 105 cangkang telur di rumah seorang warga Desa Wonoasri pada akhir Februari 2025. Kondisi rumah yang tidak terawat dan kotor menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap masalah ini.

Penjelasan Yonny lebih rinci menunjuk pada keberadaan tikus sebagai daya tarik utama bagi ular. Rumah-rumah yang jarang dibersihkan menjadi tempat berkembang biak tikus yang ideal. Ular, dengan kemampuan mendeteksi bau urine tikus hingga radius 500 meter, dengan mudah mendeteksi keberadaan mangsa potensial ini. Kondisi lembap pada rumah yang kurang terawat juga menciptakan lingkungan yang cocok bagi ular untuk bersarang dan berkembang biak. Lebih lanjut, pembangunan pemukiman di atas lahan yang sebelumnya merupakan habitat alami ular, seperti persawahan atau perkebunan, semakin memperparah masalah. Ular, yang telah terbiasa melewati jalur-jalur tertentu di habitat aslinya, akan cenderung tetap menggunakan jalur tersebut meskipun telah dibangun pemukiman di atasnya. Hal ini, menurut Yonny, menjelaskan mengapa banyak laporan masuk tentang ular di perumahan yang sebelumnya merupakan lahan persawahan. Kurangnya kesadaran pengembang perumahan yang cenderung memprioritaskan aksesibilitas dan fasilitas komersial, dibandingkan dengan aspek keamanan lingkungan, semakin memperburuk situasi. Tidak ada pengembang yang menjamin area perumahannya bebas dari ular, dan ini menjadi celah yang perlu diperhatikan.

Yonny menekankan bahwa permasalahan ini bukan semata-mata kesalahan ular. Ular hanya mengikuti naluri alaminya. Persoalannya terletak pada kurangnya perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan keberadaan satwa liar dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Untuk itu, pencegahan menjadi kunci utama dalam mengatasi permasalahan ini. Berikut beberapa langkah pencegahan yang disarankan oleh Yonny:

  • Menjaga Kebersihan Rumah: Membuang sampah secara teratur dan membersihkan rumah secara berkala untuk mencegah tikus berkembang biak.
  • Menutup Saluran Pembuangan: Menutup rapat saluran pembuangan yang menuju kamar mandi atau tempat cucian dengan kawat untuk mencegah ular masuk.
  • Memangkas Pohon: Memangkas pohon yang menjulur ke rumah dengan jarak minimal dua meter untuk mencegah ular menggunakannya sebagai jalur akses ke atap rumah.
  • Perencanaan Tata Ruang yang Terpadu: Pengembang perumahan perlu mempertimbangkan aspek lingkungan dan habitat satwa liar dalam perencanaan pembangunan.
  • Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan cara-cara mencegah masuknya ular ke rumah.

Dengan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan pemerintah, pengembang, dan masyarakat, masalah infiltrasi ular kobra ke pemukiman di Kabupaten Madiun dapat diatasi secara efektif dan berkelanjutan.