Anjloknya IHSG: Tiga Faktor Utama yang Mempengaruhi Pasar Saham Indonesia

Anjloknya IHSG: Tiga Faktor Utama yang Mempengaruhi Pasar Saham Indonesia

Penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 6% pada Selasa, 18 Maret 2025, yang menyebabkan penghentian sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), telah memicu analisa mendalam mengenai penyebabnya. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, mengidentifikasi tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap guncangan pasar saham ini.

Pertama, kekhawatiran akan pelemahan ekonomi global dan nasional menjadi faktor dominan. Meskipun fundamental ekonomi Indonesia secara umum relatif stabil, indikator-indikator ekonomi seperti penurunan impor dan deposito menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang memicu kecemasan di pasar. Hal ini dikonfirmasi oleh pernyataan Mari Elka Pangestu yang ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025). DEN merekomendasikan pemerintah untuk fokus pada strategi yang dapat menjamin realokasi anggaran yang efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kunci keberhasilan terletak pada memastikan setiap pengeluaran pemerintah benar-benar berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional, bukan sekadar pembiayaan yang tidak produktif.

Kedua, penurunan penerimaan pajak pada awal tahun 2025 memicu kekhawatiran akan disiplin fiskal pemerintah. Meskipun Presiden Prabowo Subianto telah berulang kali menegaskan komitmen terhadap disiplin fiskal, pasar tetap menunjukkan keraguan. Rendahnya penerimaan pajak ini diinterpretasikan sebagai sinyal kurangnya kontrol dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan negara, yang selanjutnya menggoyahkan kepercayaan investor. Kejelasan dan transparansi terkait kebijakan fiskal menjadi krusial untuk memulihkan kepercayaan pasar dan mencegah reaksi negatif lebih lanjut.

Ketiga, kurangnya transparansi dalam tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya terkait dengan pengelolaan Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara), menjadi sorotan. Perubahan-perubahan signifikan dalam perusahaan BUMN yang terdaftar di bursa saham meningkatkan kekhawatiran investor akan potensi permasalahan dalam tata kelola perusahaan. Ketiadaan informasi yang jelas dan transparan mengenai pengelolaan Danantara, termasuk mengenai manajemen profesional dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, telah memperkuat sentimen negatif di pasar. Pemerintah perlu segera meningkatkan transparansi dan memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada publik dan investor untuk meredakan kekhawatiran ini. Hal ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan stabilitas pasar saham Indonesia di masa mendatang. Ketiga faktor ini, yang saling berkaitan dan saling memperkuat, secara bersama-sama telah memicu reaksi negatif yang signifikan di pasar saham Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi isu-isu tersebut dan memulihkan kepercayaan investor.