SMA Negeri 4 Dumai: Bangunan Rusak, Siswa Belajar dalam Kondisi Tak Layak

SMA Negeri 4 Dumai: Bangunan Rusak, Siswa Belajar dalam Kondisi Tak Layak

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kota Dumai, Riau, yang terletak di Jalan Nurdin, Kelurahan Geniot, Kecamatan Sungai Sembilan, menunjukkan kondisi infrastruktur yang memprihatinkan. Bangunan sekolah yang dibangun sejak tahun 2017 ini masih berupa konstruksi kayu sederhana dengan atap seng dan lantai tanah. Kondisi ini sangat jauh dari standar kenyamanan dan keamanan belajar bagi para siswa.

Dengan empat ruang kelas yang menampung 176 siswa dan hanya 10 tenaga pengajar, sekolah ini kekurangan fasilitas penunjang pendidikan yang memadai. Minimnya fasilitas terlihat dari ketidakadaan ruang guru dan perpustakaan. Lokasi sekolah yang dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan akses jalan yang berupa tanah semakin memperburuk kondisi. Bangunan sekolah yang sudah usang terlihat dari dinding-dinding yang lapuk dan bolong, serta atap yang bocor sehingga air hujan kerap masuk ke dalam ruang kelas. Kondisi ini membuat proses belajar mengajar seringkali terganggu, terutama saat hujan.

Para siswa belajar dengan fasilitas yang terbatas. Kursi dan meja kayu sederhana menjadi perlengkapan utama, sementara beberapa siswa bahkan terpaksa belajar tanpa alas kaki. Salah seorang siswa, Ade, mengungkapkan kesulitan belajar akibat kondisi sekolah yang buruk. "Kondisi sekolah cukup memprihatinkan," ujar Ade. "Kami tidak nyaman dan sulit fokus belajar karena panas dan ruangan sering kemasukan air hujan." Saat hujan deras disertai angin kencang, kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan. Siswa dan guru terpaksa berlindung di ruangan yang tidak bocor, dan terkadang harus langsung pulang ke rumah.

Keinginan Ade dan para siswa lainnya untuk mendapatkan sekolah yang layak sangat besar. Mereka berharap pemerintah, khususnya Presiden Republik Indonesia, dapat memberikan perhatian dan bantuan untuk memperbaiki kondisi sekolah. "Harapan kami, Bapak Presiden mau membantu. Tolong kami, Pak. Datanglah ke sekolah kami, agar Bapak bisa melihat langsung kondisi sekolah ini," pinta Ade.

Kendala utama pembangunan sekolah yang permanen adalah status lahan yang masuk dalam kawasan hutan. Meskipun demikian, SMAN 4 Dumai tetap menjadi satu-satunya lembaga pendidikan menengah atas di wilayah tersebut. Setiap tahun ajaran baru, sekolah ini hanya mampu menampung 70 siswa di dua ruang kelas, menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan akan perbaikan dan pembangunan infrastruktur sekolah yang lebih memadai.

Kondisi ini menggambarkan betapa besarnya kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil. Perbaikan infrastruktur sekolah bukan hanya soal bangunan fisik, melainkan juga soal kesetaraan kesempatan belajar bagi seluruh anak bangsa. Pemerintah perlu segera mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini, baik melalui perbaikan status lahan maupun pembangunan sekolah baru yang layak dan representatif.

Berikut beberapa poin penting terkait kondisi SMAN 4 Dumai:

  • Bangunan sekolah terbuat dari kayu, atap seng, dan lantai tanah.
  • Empat ruang kelas yang menampung 176 siswa.
  • Tidak memiliki ruang guru dan perpustakaan.
  • Akses jalan berupa tanah dan dikelilingi perkebunan kelapa sawit.
  • Dinding dan atap bocor, sehingga air hujan masuk ke dalam ruangan.
  • Siswa belajar tanpa fasilitas memadai, beberapa bahkan tanpa alas kaki.
  • Kegiatan belajar mengajar terganggu saat hujan.
  • Kendala utama pembangunan permanen adalah status lahan yang masuk kawasan hutan.
  • Sekolah hanya mampu menampung 70 siswa setiap tahun ajaran baru.