Eskalasi Konflik di Gaza: Serangan Israel Tewaskan Sejumlah Pejabat Tinggi Hamas

Serangan Udara Israel Gemparkan Gaza, Tewaskan Petinggi Hamas

Gelombang serangan udara Israel kembali mengguncang Jalur Gaza, Palestina, di tengah bulan Ramadan, Selasa (18/3/2025). Serangan tersebut dilaporkan menewaskan sejumlah pejabat tinggi dari kelompok Hamas, memicu kecaman dan kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi konflik.

Menurut pernyataan resmi dari Hamas, serangan udara Israel menyasar langsung para pemimpin kelompok tersebut beserta keluarga mereka. Salah satu korban yang paling menonjol adalah Essam al-Dalis, yang diyakini menjabat sebagai kepala pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Al-Dalis, yang juga merupakan anggota biro politik Hamas sejak Maret 2021, memegang posisi kunci dalam pemerintahan kelompok tersebut sejak Juni tahun yang sama. Sebelumnya, pada November 2023, Israel mengklaim telah menyerang sebuah bangunan tempat Al-Dalis berada, namun saat itu belum ada konfirmasi mengenai kematiannya.

Daftar Pejabat Hamas yang Tewas

Selain Al-Dalis, Hamas mengumumkan beberapa nama pejabat tinggi lainnya yang turut menjadi korban dalam serangan tersebut, antara lain:

  • Mahmoud Abu Watfa: Pemimpin Kementerian Dalam Negeri Hamas, yang juga menjabat sebagai jenderal dan memimpin kepolisian serta dinas keamanan internal Hamas di Jalur Gaza.
  • Bahjat Abu Sultan: Direktur jenderal pada dinas keamanan internal Hamas.
  • Ahmed Al-Hetta: Wakil Menteri Kehakiman Hamas.
  • Mohammad Al-Jmasi: Anggota Biro Politik Hamas.

Sumber lain menyebutkan sedikitnya lima pejabat senior Hamas beserta anggota keluarga mereka tewas dalam serangan udara tersebut.

Dampak Serangan dan Reaksi

Serangan udara Israel tidak hanya menargetkan para petinggi Hamas, tetapi juga dilaporkan menghantam rumah-rumah warga sipil dan area perkemahan yang menampung pengungsi Palestina. Saksi mata melaporkan bahwa tank-tank Israel bahkan melintasi garis perbatasan Gaza, menambah ketegangan di wilayah tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa dirinya telah memerintahkan militer untuk mengambil "tindakan keras" terhadap Hamas. Langkah ini diambil sebagai respons atas penolakan Hamas terhadap proposal gencatan senjata dan pembebasan sandera yang tersisa.

Israel menegaskan akan terus melanjutkan operasi militer hingga seluruh sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok militan sekutunya di Jalur Gaza berhasil dibebaskan. Situasi di Gaza saat ini sangat tegang dan rentan terhadap eskalasi lebih lanjut. Komunitas internasional mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini.