Tragedi Way Kanan: Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung Maut, Tiga Polisi Gugur
Lampung Berduka: Penggerebekan Judi Ilegal Menewaskan Tiga Anggota Polri
Sebuah operasi penggerebekan arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, berubah menjadi tragedi berdarah pada Senin, 17 Maret 2025. Insiden ini mengakibatkan gugurnya tiga anggota kepolisian dan mengungkap dugaan keterlibatan oknum prajurit TNI dalam bisnis haram tersebut.
Peristiwa nahas ini bermula dari informasi mengenai aktivitas perjudian sabung ayam yang telah berlangsung selama kurang lebih lima bulan. Arena sabung ayam ini dilaporkan beroperasi secara rutin, dua kali dalam seminggu, menarik perhatian puluhan penjudi dari berbagai daerah. Bahkan, saksi mata menyebutkan keberadaan mobil-mobil mewah yang kerap parkir di sekitar lokasi, mengindikasikan perputaran uang yang signifikan.
Ardi Erwansyah, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa aktivitas perjudian sabung ayam semakin marak dari waktu ke waktu. "Para pemain judi sabung ayam ini dari orang jauh dan luar kota. Sebelum bulan puasa memang ditutup, tapi seminggu sebelum puasa dibuka lagi," ujarnya. Kehadiran para penjudi yang mencapai puluhan orang, serta deretan mobil mewah, menjadi pemandangan yang lazim setiap kali arena sabung ayam beroperasi.
Undangan Tersebar, Polisi Bertindak, Tragedi Terjadi
Keberadaan arena judi sabung ayam ini akhirnya sampai ke telinga aparat kepolisian setelah beredarnya sebuah undangan melalui media sosial dan aplikasi pesan instan WhatsApp. Undangan tersebut diduga dibuat oleh seorang oknum prajurit TNI bernama Kopka Basarsyah, yang mencantumkan detail lokasi dan jadwal sabung ayam. Hal ini memicu respons cepat dari Polres Way Kanan untuk melakukan penindakan.
Pada hari Senin, 17 Maret 2025, sekitar pukul 14.00 WIB, tim kepolisian diterjunkan ke lokasi dengan tujuan membubarkan aktivitas perjudian tersebut. Namun, operasi penegakan hukum ini berujung tragis. Tembakan mendadak dari arah arena sabung ayam mengenai tiga anggota kepolisian, yaitu Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda M Ghalib Surya Ganta. Ketiganya dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.
Penyelidikan Intensif dan Keterlibatan Oknum TNI
Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengungkapkan bahwa berdasarkan penyelidikan awal, tembakan yang menewaskan ketiga polisi diduga berasal dari tiga jenis senjata api yang berbeda. Di lokasi kejadian, petugas menemukan 13 selongsong peluru dengan diameter yang bervariasi, yaitu 5,5 mm, 7,2 mm, dan 9 mm.
Dua prajurit TNI, Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis (Dansubramil Negara Batin), telah diamankan dan saat ini menjalani pemeriksaan intensif di Denpom Lampung. Meskipun terdapat empat saksi yang mengaku melihat salah satu prajurit melepaskan tembakan, status keduanya masih sebagai saksi. Pihak kepolisian dan TNI terus berupaya mengumpulkan bukti-bukti yang kuat untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.
Panglima Kodam II Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Darwis menegaskan bahwa pihaknya tengah menelusuri asal-usul senjata api yang digunakan dalam penembakan tersebut. "Dari pengakuan oknum itu, senjata yang digunakan adalah rakitan, tapi kita cari dahulu lalu disesuaikan dengan uji balistik. Nanti kita infokan hasilnya," ujarnya.
Penegakan Hukum dan Pemberantasan Perjudian Ilegal
Hingga saat ini, tim gabungan dari kepolisian dan TNI terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap pelaku utama penembakan serta mencari tahu apakah ada aktor lain yang terlibat dalam jaringan bisnis perjudian ilegal ini. Insiden ini menjadi sorotan publik dan memicu keprihatinan mendalam atas maraknya aktivitas perjudian ilegal serta potensi keterlibatan oknum aparat.
Pihak berwenang berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku kejahatan dan memberantas segala bentuk perjudian ilegal yang meresahkan masyarakat. Tragedi Way Kanan ini menjadi pelajaran pahit dan momentum untuk memperkuat sinergi antara TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.