Antisipasi Kenakalan Remaja, Libur Sekolah Diperpanjang, Wabup Sleman Imbau Intensifkan Pengawasan Anak

Sleman Siaga: Libur Sekolah Lebaran Diperpanjang, Pengawasan Anak Jadi Prioritas

Pemerintah telah mengumumkan perubahan jadwal libur sekolah Lebaran tahun 2025. Semula dijadwalkan mulai tanggal 24 Maret 2025, kini libur diperpanjang dan dimulai lebih awal, yakni pada tanggal 21 Maret 2025 hingga 8 April 2025. Perubahan ini membawa konsekuensi tersendiri, terutama dalam hal pengawasan anak-anak selama periode libur yang cukup panjang.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, dalam konferensi pers yang diadakan di Pemkab Sleman pada hari Rabu, 19 Maret 2025, menekankan pentingnya peran serta aktif orang tua dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka selama libur Lebaran. Menurutnya, kecenderungan kenakalan remaja, seperti tawuran dan penyalahgunaan petasan, seringkali meningkat selama masa libur sekolah.

"Kami dari pemerintah sudah menetapkan perpanjangan libur," ujar Danang Maharsa. "Libur Lebaran ini aktivitasnya agak naik, yaitu terkait dengan kenakalan anak-anak kita ini, karena sedikit banyak sebabnya dipicu karena anak-anak ini libur sekolah, jam bermain dan waktu bermainnya kan lama."

Danang Maharsa menjelaskan bahwa kurangnya pengawasan dan kebebasan waktu yang lebih besar dapat memicu perilaku negatif di kalangan remaja. Oleh karena itu, ia menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya orang tua, untuk meningkatkan kewaspadaan dan terlibat aktif dalam memantau kegiatan anak-anak.

Strategi Pengawasan yang Disarankan

Untuk mengantisipasi potensi kenakalan remaja selama libur Lebaran, Danang Maharsa memberikan beberapa saran konkret bagi para orang tua:

  • Komunikasi Intensif: Selalu usahakan untuk berkomunikasi dengan anak, tanyakan keberadaan mereka dan aktivitas yang mereka lakukan di luar rumah. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam kehidupan anak.
  • Pengawasan Pagi dan Malam: Kenakalan remaja tidak hanya terjadi di malam hari. Setelah sahur, banyak anak-anak yang berkeliaran dan melakukan aktivitas yang meresahkan, seperti bermain petasan atau bahkan terlibat dalam tawuran. Pengawasan harus dilakukan secara berkelanjutan, baik pagi maupun malam.
  • Libatkan Komunitas: Libatkan tokoh masyarakat, guru, dan lingkungan sekitar dalam pengawasan anak-anak. Sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perkembangan anak.

Dengan adanya perpanjangan libur sekolah Lebaran, diharapkan para orang tua dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi anak-anak dari potensi perilaku negatif. Pengawasan yang ketat dan komunikasi yang baik adalah kunci untuk menciptakan libur Lebaran yang aman dan menyenangkan bagi seluruh keluarga.