Mushaf Nusantara Ukir Sejarah: Kolaborasi 365 Kaligrafer Raih Rekor MURI
Mushaf Nusantara Ukir Sejarah: Kolaborasi 365 Kaligrafer Raih Rekor MURI
Kementerian Agama Republik Indonesia baru saja mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas inisiatif penulisan Mushaf Nusantara. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kolaborasi monumental 365 kaligrafer dari seluruh penjuru Indonesia dalam menghasilkan sebuah karya seni Al-Qur'an yang unik dan kaya akan nilai budaya.
Penghargaan MURI yang diterima meliputi dua kategori prestisius:
- Jumlah Kaligrafer Terbanyak: Penulisan Al-Qur'an secara serentak oleh 365 kaligrafer dalam kurun waktu 10 jam.
- Mushaf dengan Corak Iluminasi Terbanyak: Penggunaan ornamen dari 38 provinsi dengan total 106 motif corak Nusantara.
Penganugerahan rekor MURI diserahkan langsung oleh Senior Manager MURI, Triyono, kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar pada acara penutupan penulisan Mushaf Nusantara yang berlangsung di Auditorium HM Rasyidi, Kementerian Agama RI, Jakarta.
Triyono menyatakan bahwa kegiatan ini sangat layak dicatat sebagai rekor karena keunikannya. Penggunaan ornamen dari 38 provinsi dengan total 106 motif corak Nusantara menjadi keunggulan tersendiri dari Mushaf Nusantara.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut baik pencapaian ini dan menyatakan bahwa hal ini membuktikan semakin banyaknya kaligrafer Indonesia yang memiliki kualitas tulisan yang memenuhi standar nasional, bahkan internasional. Ia juga menambahkan bahwa sebagian dari para kaligrafer tersebut adalah juara dalam berbagai kejuaraan kaligrafi tingkat internasional.
"Penulisan Mushaf Nusantara ini menjadi momentum kebangkitan tradisi para seniman muslim masa lalu dalam mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Al-Qur'an melalui penulisan mushaf secara manual," ungkap Menag.
Menag Nasaruddin Umar berharap agar Mushaf Nusantara dapat menjadi inspirasi bagi lahirnya mushaf-mushaf lain karya anak bangsa dengan ragam keunikan tulisan dan corak iluminasinya. Ia juga berencana untuk mereproduksi Mushaf Nusantara sebagai cenderamata bagi tamu-tamu luar negeri, sebagai upaya memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Islam Indonesia.
Didin Sirojuddin, Direktur Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an (Lemka) sekaligus inisiator penulisan Mushaf Nusantara, berharap agar program ini dapat diikuti dengan penulisan mushaf-mushaf khas daerah atau provinsi, sehingga semakin memperkaya khazanah budaya Nusantara. Menurutnya, Mushaf Nusantara memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan mushaf lain yang pernah ditulis, seperti Mushaf Istiqlal dan Mushaf Sundawi. Proses penulisan yang hanya memakan waktu 10 jam, melibatkan ratusan kaligrafer dari berbagai provinsi, serta penggunaan corak iluminasi yang beragam, menjadikan Mushaf Nusantara sebagai karya seni yang unik dan monumental.
Penulisan Mushaf Nusantara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-40 Lemka, yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI. Wakil Menteri Agama H. Romo Muhammad Syafi'i turut hadir dalam acara tersebut dan mengapresiasi inisiatif ini sebagai upaya untuk memelihara keaslian Mushaf Al-Qur'an. Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi menambahkan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari program layanan keagamaan berdampak oleh Kementerian Agama RI, serta penguatan tradisi seni dan budaya Indonesia.
Dengan diraihnya dua rekor MURI, Mushaf Nusantara tidak hanya menjadi sebuah karya seni yang indah, tetapi juga menjadi simbol persatuan, keberagaman, dan kecintaan terhadap Al-Qur'an dari seluruh masyarakat Indonesia.