Pembentukan Karakter dan Disiplin Santri Melalui Sistem Boarding School di TMI Al-Amien: Studi Kasus Muhadoroh dan Taftisy
Pembentukan Karakter dan Disiplin Santri Melalui Sistem Boarding School di TMI Al-Amien: Studi Kasus Muhadoroh dan Taftisy
Sistem pendidikan boarding school di TMI Al-Amien tidak hanya fokus pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan penanaman disiplin yang kuat pada santri. Melalui pengalaman hidup berasrama selama 24 jam, santri dididik untuk mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Dua kegiatan utama yang menjadi ciri khas pendidikan di TMI Al-Amien adalah muhadoroh (latihan pidato) dan taftisy (inspeksi mendadak).
Muhadoroh: Mengasah Kemampuan Berbahasa dan Kepercayaan Diri
Muhadoroh merupakan agenda rutin yang sangat digemari di kalangan santri. Kegiatan ini menjadi wadah bagi mereka untuk mengasah kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) dalam bahasa Inggris dan Arab. Santri dilatih untuk menyusun materi pidato, menyampaikan gagasan dengan lugas, dan berinteraksi dengan audiens.
Proses muhadoroh dimulai dengan persiapan materi pidato. Para santri, terutama yang baru, biasanya mendapatkan bimbingan dari senior untuk memilih topik yang relevan dan menyusun kerangka pidato yang sistematis. Materi pidato umumnya berbahasa Inggris dan Arab, sesuai dengan fokus TMI Al-Amien pada penguasaan bahasa asing. Latihan muhadoroh tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di lingkungan asrama. Santri sering memanfaatkan ladang, pepohonan, dan sudut-sudut asrama sebagai mimbar dadakan untuk berlatih menyampaikan pidato.
Kegiatan muhadoroh dilaksanakan setelah shalat Isya dan berlangsung hingga pukul 21.00. Santri yang mendapat jadwal tampil mengenakan dasi, sebagai bentuk penghormatan terhadap acara dan audiens. Melalui muhadoroh, santri tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Pengalaman tampil di depan umum sejak dini menjadi bekal berharga bagi mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Taftisy: Menanamkan Disiplin dan Tanggung Jawab
Selain muhadoroh, taftisy merupakan kegiatan unik yang bertujuan untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab pada santri. Taftisy adalah inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Qismul Amn (Bagian Keamanan) ISMI (Ikatan Santri TMI) atau wali kelas secara berkala. Tujuan utama taftisy adalah untuk memeriksa barang-barang milik santri yang disimpan di lemari, memastikan tidak ada barang terlarang atau tidak sesuai dengan aturan pondok.
Taftisy yang dilakukan oleh Qismul Amn bersifat umum dan melibatkan seluruh santri, kecuali santri kelas 5 dan 6 yang bertugas sebagai pengawas. Sasaran taftisy adalah barang-barang pribadi santri, seperti pakaian, buku, alat tulis, dan perlengkapan lainnya. Jika ditemukan barang yang melanggar aturan, seperti gambar wanita bukan mahram atau senjata tajam, santri yang bersangkutan akan dikenakan sanksi moral (iqob tahdzibi).
Selain taftisy umum, wali kelas juga melakukan taftisy khusus untuk santri kelas 1 hingga 3. Taftisy yang dilakukan wali kelas bertujuan untuk melatih santri bertanggung jawab atas barang-barang milik mereka, serta membangun kedekatan emosional antara santri dan wali kelas. Wali kelas mencatat semua barang milik santri dalam buku khusus, kemudian melakukan stock opname secara berkala untuk memastikan tidak ada barang yang hilang atau rusak. Bahkan barang sekecil jarum jahit pun harus terdata dan jelas statusnya. Melalui taftisy, santri belajar untuk menghargai barang-barang yang mereka miliki, serta menyadari bahwa barang-barang tersebut merupakan hasil kerja keras dan doa dari orang tua mereka.
Peran Sentral Wali Kelas
Wali kelas memiliki peran sentral dalam sistem pendidikan di TMI Al-Amien. Mereka tidak hanya bertugas mengajar di kelas, tetapi juga menjadi pengganti orang tua bagi santri. Wali kelas mendampingi santri selama 24 jam, menjaga dan mengawasi mereka, serta menjadi tempat curahan hati bagi santri yang mengalami masalah. Wali kelas juga memahami kondisi keuangan santri, serta memberikan bimbingan dan motivasi agar santri dapat belajar dengan baik. Bagi mudir ma'had (pimpinan pondok), wali kelas merupakan sumber informasi utama mengenai kondisi dan perkembangan santri.
Sistem boarding school di TMI Al-Amien dengan kegiatan muhadoroh dan taftisy merupakan upaya komprehensif dalam membentuk karakter dan menanamkan disiplin pada santri. Melalui pengalaman hidup berasrama, santri dididik untuk mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Sistem ini telah terbukti efektif dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan di masa depan.