Sekolah Rakyat Inklusif: Mensos Jamin Akses Pendidikan untuk Siswa Disabilitas
Sekolah Rakyat Margaguna Siap Tampung Siswa Disabilitas, Mensos Beri Lampu Hijau
Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau akrab disapa Gus Ipul, menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan pendidikan inklusif. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya kesempatan bagi siswa penyandang disabilitas untuk menimba ilmu di Sekolah Rakyat. Penegasan ini disampaikan Gus Ipul usai melakukan peninjauan ke Sekolah Rakyat yang berlokasi di kawasan Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Kamis (20/3/2025).
"Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi para penyandang disabilitas yang ingin bergabung dan belajar di Sekolah Rakyat," ujar Gus Ipul saat memberikan keterangan kepada awak media.
Menurutnya, kesempatan ini diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan siswa disabilitas untuk mengikuti standar pendidikan yang berlaku di Sekolah Rakyat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan optimal bagi seluruh siswa.
Gus Ipul menambahkan, Sekolah Rakyat, seperti halnya sekolah-sekolah lain, memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan. Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah disabilitas.
Fasilitas Pendukung Disabilitas Tersedia
Mensos memastikan bahwa Sekolah Rakyat di Pondok Indah telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung kebutuhan siswa disabilitas. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dan ditambahkan untuk memastikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi siswa disabilitas.
"Fasilitas untuk disabilitas sudah cukup lengkap di sini, meskipun masih perlu ada penambahan dan penyempurnaan. Yang terpenting, kami ingin memastikan bahwa setiap siswa, termasuk penyandang disabilitas, dapat belajar dengan nyaman dan aman," jelasnya.
Model Pembelajaran Inklusif
Dalam proses pembelajaran, siswa disabilitas akan berbaur dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 25 siswa per rombongan belajar (robel). Saat ini, Sekolah Rakyat memiliki empat rombel. Gus Ipul menjelaskan bahwa model pembelajaran inklusif ini bertujuan untuk menciptakan interaksi sosial yang positif antara siswa disabilitas dan non-disabilitas.
"Kami menggabungkan siswa disabilitas dan non-disabilitas dalam satu rombongan belajar. Kami percaya bahwa interaksi ini akan saling menguntungkan dan membantu membangun pemahaman serta toleransi di antara mereka," kata Gus Ipul.
Lebih lanjut, Mensos mencontohkan bahwa bagi siswa tuna rungu, Sekolah Rakyat akan menyediakan alat bantu dengar dan metode pembelajaran yang sesuai untuk memastikan mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pendekatan individual dan penggunaan teknologi akan menjadi kunci dalam mendukung pembelajaran siswa disabilitas.
Dengan dibukanya kesempatan bagi siswa disabilitas untuk belajar di Sekolah Rakyat, diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas bagi seluruh anak bangsa, tanpa terkecuali. Langkah ini juga merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mewujudkan masyarakat inklusif yang menghargai keberagaman dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara.
- Rombongan Belajar (Robel): Pengelompokan siswa dalam kelas yang terdiri dari 25 siswa.
- Pendidikan Inklusif: Sistem pendidikan yang terbuka untuk semua siswa, termasuk penyandang disabilitas.
- Sekolah Rakyat: Model pendidikan alternatif yang menekankan pada partisipasi masyarakat dan pendekatan pembelajaran yang kontekstual.