Konsolidasi Industri Telekomunikasi: Merger XL Axiata dan Smartfren Diprediksi Akhiri Perang Tarif

Konsolidasi Industri Telekomunikasi: Merger XL Axiata dan Smartfren Diprediksi Akhiri Perang Tarif

Jakarta – Penggabungan (merger) antara XL Axiata dan Smartfren, yang akan membentuk entitas baru bernama XLSmart, mendapat respons positif dari berbagai pihak. Langkah konsolidasi ini dipandang sebagai angin segar bagi industri telekomunikasi Indonesia yang selama ini diwarnai persaingan ketat, terutama dalam hal tarif.

Telkom, sebagai induk perusahaan Telkomsel, menyambut baik rencana merger ini. Vice President Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko, menyatakan bahwa konsolidasi operator seluler akan menyehatkan industri telekomunikasi di masa depan. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta, Rabu (19/3/2025).

"Merger ini bagus karena akan terkonsolidasi. Ini akan membuat industri semakin sehat. Kami sangat menghindari perang tarif karena jika terus terjadi, harga akan semakin murah dan tidak baik untuk industri," ujarnya.

Andri menambahkan, dengan berkurangnya jumlah operator, persaingan akan lebih sehat. Selama ini, banyaknya operator seluler memicu perang tarif yang tidak berkelanjutan dan merugikan semua pihak. Konsolidasi diharapkan dapat menciptakan persaingan yang lebih rasional dan fokus pada kualitas layanan.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga telah memberikan lampu hijau terhadap merger XL Axiata dan Smartfren. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyetujui prinsip merger tersebut. Persetujuan ini diberikan setelah melalui serangkaian evaluasi dan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh XLSmart.

"Ada beberapa persyaratan yang wajib disetujui dan dipenuhi oleh XL-Smart terlebih dahulu, baru kemudian akan diterbitkan Keputusan Menteri Komdigi yang bersifat final menyetujui rencana aksi korporasi merger tersebut," jelas Meutya, Kamis (6/3).

RUPSLB dan Pembentukan XLSmart

Masing-masing perusahaan, yaitu XL Axiata dan Smartfren, akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Maret 2025 untuk membahas dan menyetujui penggabungan perusahaan. Setelah RUPSLB, proses merger akan dilanjutkan hingga terbentuk entitas baru bernama XLSmart.

Implikasi bagi Industri Telekomunikasi

Dengan merger ini, jumlah operator seluler di Indonesia akan berkurang menjadi tiga, yaitu Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XLSmart. Hal ini diharapkan dapat mengurangi tekanan persaingan tarif dan mendorong operator untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas layanan, inovasi produk, dan investasi infrastruktur.

Merger XL Axiata dan Smartfren menjadi momentum penting bagi transformasi industri telekomunikasi Indonesia. Konsolidasi ini diharapkan dapat menciptakan industri yang lebih sehat, berkelanjutan, dan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.