Empat Tahun Pasca-Gempa Mamuju: Warga Sumare Bertarawih di Ruang Kelas, Menanti Masjid Impian
Empat Tahun Pasca-Gempa Mamuju: Warga Sumare Bertarawih di Ruang Kelas, Menanti Masjid Impian
Mamuju, Sulawesi Barat – Luka akibat gempa dahsyat yang mengguncang Mamuju pada tahun 2021 masih terasa hingga kini. Ratusan nyawa melayang, ribuan rumah hancur, dan infrastruktur publik lumpuh. Empat tahun berlalu, kehidupan berangsur pulih, namun bagi sebagian warga, terutama di pedesaan, harapan akan normalisasi masih menjadi mimpi yang belum terwujud.
Di Dusun Malauwa, Desa Sumare, Kabupaten Mamuju, pemandangan memilukan terlihat setiap kali waktu ibadah tiba. Masjid, sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial, telah rata dengan tanah akibat gempa. Sejak saat itu, warga terpaksa beradaptasi dengan kondisi serba terbatas. Ruang kelas sebuah madrasah menjadi saksi bisu perjuangan mereka untuk tetap menjalankan ibadah. Dua ruang kelas disulap menjadi mushola darurat, tempat mereka menunaikan Shalat lima waktu, Shalat Jumat, hingga Shalat Tarawih di bulan Ramadan.
Muhammad Sabir, seorang tokoh masyarakat setempat, menuturkan dengan nada sedih, "Dulu kami punya masjid yang indah, tapi hancur lebur saat gempa. Sampai sekarang, jangankan membangun kembali, untuk sekadar membersihkan puing-puingnya saja kami kesulitan." Keterbatasan ekonomi dan minimnya bantuan menjadi kendala utama.
Ibadah di Tengah Keterbatasan
Kondisi ini memaksa warga untuk beribadah di tengah keterbatasan. Ketika ruang kelas digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, jamaah terpaksa menggelar Shalat di halaman sekolah atau lapangan terbuka, beralaskan terpal seadanya. Panas terik matahari dan guyuran hujan menjadi tantangan tersendiri. "Kadang kalau siswa sedang ujian, kami Shalat Jumat di lapangan, panas-panasan," keluh Sabir.
Meskipun Presiden Joko Widodo pernah menjanjikan percepatan pembangunan kembali fasilitas publik yang rusak akibat gempa, janji tersebut belum sepenuhnya terealisasi di Dusun Malauwa. Warga masih menanti uluran tangan pemerintah dan donatur untuk membangun kembali masjid mereka.
Harapan yang Tak Pernah Padam
Di balik keterbatasan dan kesulitan, harapan warga Dusun Malauwa untuk memiliki masjid permanen tak pernah padam. Mereka merindukan suasana khusyuk beribadah di rumah Allah yang nyaman dan layak.
"Kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah atau para dermawan untuk membangun kembali masjid kami. Kami ingin Shalat dengan tenang, tanpa harus meminjam ruang kelas atau berpanas-panasan di lapangan," ujar seorang ibu rumah tangga dengan mata berkaca-kaca.
Kisah warga Dusun Malauwa adalah potret buram pemulihan pasca-bencana di Indonesia. Mereka adalah contoh nyata ketangguhan dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi cobaan. Di tengah keterbatasan, mereka tetap berusaha menjaga keimanan dan menjalankan ibadah dengan penuh khidmat. Semoga harapan mereka untuk memiliki masjid permanen segera terwujud.
Daftar Kegiatan Ibadah Sementara
Berikut adalah daftar kegiatan ibadah yang dilakukan warga Dusun Malauwa di ruang kelas madrasah:
- Shalat Lima Waktu
- Shalat Jumat
- Shalat Tarawih (selama bulan Ramadan)
- Shalat Idul Fitri
- Shalat Idul Adha
Kondisi Saat Kegiatan Belajar Mengajar Berlangsung
Berikut adalah kondisi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung:
- Shalat Jumat digelar di halaman sekolah
- Lapangan terbuka menjadi alternatif tempat ibadah.