Impor Februari 2025 Meningkat: Bahan Baku Mendorong Pertumbuhan, Konsumsi Melambat
Impor Februari 2025 Meningkat: Bahan Baku Mendorong Pertumbuhan, Konsumsi Melambat
Kinerja impor Indonesia pada bulan Februari 2025 menunjukkan tren yang beragam. Data terbaru mengungkapkan adanya peningkatan signifikan pada impor bahan baku dan barang modal, sementara impor barang konsumsi mengalami penurunan. Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan bahwa dinamika ini mencerminkan kondisi ekonomi yang kompleks, dengan sektor manufaktur yang ekspansif namun daya beli konsumen yang melemah.
Sektor Manufaktur Ekspansif Dongkrak Impor Bahan Baku
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan, impor pada Februari 2025 didominasi oleh bahan baku dan penolong, mencapai 73,90% dari total impor. Barang modal menyusul dengan pangsa 18,31%, sementara barang konsumsi hanya menyumbang 7,79%. Peningkatan impor bahan baku dan penolong tercatat sebesar 7,44% secara bulanan (MoM), sedangkan impor barang modal naik 4,13% (MoM).
Mendag Budi Santoso menjelaskan bahwa kenaikan impor ini sejalan dengan ekspansi sektor manufaktur. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi di sektor manufaktur, yang mendorong permintaan bahan baku dan barang modal.
Beberapa komoditas bahan baku yang mengalami peningkatan impor signifikan antara lain:
- Logam mulia
- Minyak mentah
- Batu bara
- Bijih besi
- Gandum
Sementara itu, barang modal yang impornya naik tinggi meliputi:
- Ponsel pintar
- Instrumen navigasi
- Personal computer
- Kendaraan pengangkut barang
Daya Beli Lesu Pengaruhi Impor Barang Konsumsi
Berbanding terbalik dengan bahan baku dan barang modal, impor barang konsumsi justru mengalami penurunan sebesar 10,61% (MoM). Mendag Budi Santoso mengaitkan penurunan ini dengan melemahnya daya beli konsumen. Indikasi ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang turun dari 127,2 pada Januari 2025 menjadi 126,4 pada Februari 2025.
Beberapa komoditas barang konsumsi yang mengalami penurunan impor adalah:
- Daging lembu beku
- Beras
- Jeruk mandarin
- Apel
- Cabai kering
Impor Februari 2025 Secara Keseluruhan
Secara total, nilai impor Indonesia pada Februari 2025 mencapai 18,86 miliar dollar AS. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 5,18% dibandingkan Januari 2025 (MoM) dan naik 2,30% dibandingkan Februari 2024 (YoY).
Kenaikan impor pada Februari 2025 terjadi baik pada sektor nonmigas maupun migas. Impor nonmigas naik sebesar 3,52% (MoM), sementara impor migas melonjak 15,50% (MoM). Secara tahunan, impor nonmigas naik 3,47%, sementara impor migas turun 3,77% (YoY).
Beberapa produk impor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada Februari 2025 antara lain:
- Logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71): 110,26%
- Bijih logam, terak, dan abu (HS 26): 88,86%
- Bahan bakar mineral (HS 27): 78,65%
- Gula dan kembang gula (HS 17): 49,24%
- Perangkat optik, fotografi, dan sinematografi (HS 90): 46,18%
Negara asal impor nonmigas Indonesia didominasi oleh China, Jepang, dan Thailand, dengan total pangsa 51,12% dari total impor nonmigas Februari 2025.
Secara keseluruhan, data impor Februari 2025 memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi Indonesia yang sedang dalam masa pemulihan. Sektor manufaktur yang ekspansif mendorong impor bahan baku dan barang modal, namun daya beli konsumen yang melemah menjadi tantangan tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi.