Aksi Pemerasan Berkedok THR: Preman Cikiwul Ancam Pabrik Plastik Usai Terima 'Upeti' Rp 20 Ribu
Preman Berkedok Ormas Teror Pabrik di Bekasi, Tuntut THR Tak Sesuai Harapan
BEKASI - Aksi pemerasan berkedok permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) kembali terjadi, kali ini menyasar sebuah pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Seorang pria bernama Suhada, yang mengaku sebagai "jagoan Cikiwul," mengamuk setelah hanya menerima uang sebesar Rp 20.000 sebagai THR dari perusahaan tersebut.
Kejadian yang berlangsung pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 11.00 WIB ini terekam dalam video berdurasi hampir tiga menit dan viral di media sosial. Dalam video tersebut, Suhada, yang mengenakan rompi hitam dan kaus marun, terlihat marah besar kepada petugas keamanan pabrik. Ia merasa tidak dihargai dengan pemberian THR yang dinilainya tidak pantas.
"Gue enggak mau itu duit lu. Gue mau pimpinan lu, sini," hardik Suhada kepada sekuriti pabrik, seperti yang terdengar dalam rekaman video. Petugas keamanan tersebut berusaha menenangkan Suhada dengan mengatakan, "Jangan begitu, Pak. Hargai saya. Saya kerja di sini, Pak," namun upaya tersebut sia-sia.
Suhada kemudian mengancam akan menutup akses jalan menuju pabrik jika permintaannya untuk bertemu dengan pemilik perusahaan tidak dipenuhi. Ia bahkan mengklaim dirinya sebagai penguasa wilayah Cikiwul yang memiliki banyak pendukung.
"Lu makan, b***k di sini. Lu enggak menghargain gue, lu. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan, bisa bergerak?" ancamnya.
Suhada mengaku bahwa ia terpaksa turun tangan langsung karena anak buahnya gagal menemui pemilik perusahaan. Ia juga mengklaim bahwa dirinya selama ini berjuang membela negara. Ia menunjukkan amplop putih berisi secarik kertas kepada sekuriti, seolah-olah membuktikan klaimnya tersebut.
Polisi Buru Pelaku, Investigasi Dugaan Pemerasan
Kapolsek Bantargebang, Komisaris Sukadi, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya telah mendatangi lokasi kejadian untuk meminta keterangan dari para saksi, termasuk petugas keamanan pabrik.
"Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengen ketemu pimpinannya," jelas Kompol Sukadi. Ia menambahkan bahwa Suhada dan tiga rekannya diduga merupakan preman yang berkedok sebagai anggota organisasi masyarakat (ormas).
Saat ini, Suhada telah melarikan diri ke wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sementara itu, polisi masih melakukan pengejaran terhadap tiga rekannya. Kompol Sukadi menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas jika terbukti adanya unsur pemerasan dalam kasus ini.
"Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum," tegasnya.
Daftar Barang Bukti yang Diamankan
Belum ada informasi lebih lanjut mengenai barang bukti yang diamankan. Namun, polisi telah mengamankan video rekaman kejadian sebagai salah satu alat bukti dalam penyelidikan kasus ini.
Imbauan Kepada Masyarakat
Polisi mengimbau kepada masyarakat, khususnya para pemilik usaha, untuk tidak takut melaporkan tindakan pemerasan yang dilakukan oleh preman berkedok apapun. Kerjasama dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberantas aksi premanisme yang meresahkan.
Langkah Selanjutnya
Pihak kepolisian akan terus melakukan pengejaran terhadap Suhada dan rekan-rekannya. Selain itu, polisi juga akan melakukan pendalaman terhadap dugaan keterlibatan ormas dalam aksi pemerasan ini. Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi masyarakat.