Jelang Ramadan, Jokowi Tanggapi Dingin Ajakan Puan Redam Ketegangan dengan PDIP

markdown Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan respons yang terkesan dingin terhadap ajakan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, untuk meredakan tensi yang meningkat antara dirinya dengan partai berlambang banteng tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah sorotan publik terhadap hubungan Jokowi dan PDIP yang kembali memanas, terutama setelah adanya isu mengenai utusan yang meminta agar Jokowi tidak dipecat dari partai.

Saat ditemui awak media di kediamannya di Banjarsari, Solo, pada Kamis (20/3/2025), Jokowi enggan menjawab secara langsung pertanyaan mengenai kemungkinan islah atau rekonsiliasi dengan PDIP. Ia justru melontarkan pertanyaan balik, "Lha yang mulai dulu siapa?"

Lebih lanjut, Jokowi mengklaim bahwa tidak ada masalah yang mendasar antara dirinya dengan PDIP. "Kita nggak ada apa-apa kok. (Nggak ada masalah dengan PDIP?) Nggak ada masalah," tegasnya.

Sebelumnya, Puan Maharani telah menyampaikan harapannya agar hubungan yang memanas antara PDIP dan Jokowi dapat segera diakhiri, terutama mengingat bulan Ramadan yang akan segera tiba. Puan menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menghindari perpecahan di tengah masyarakat.

"Jadi sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah, sudahi hal-hal yang membuat kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal yang kemudian membuat kita itu saling berprasangka. Apalagi ini di bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Marilah kita berpikir positif dan kemudian ayo kita sama-sama bangun bangsa ini bersama-sama dengan berpikiran positif," ujar Puan kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Senin (17/3).

Dinamika Hubungan Jokowi-PDIP:

Hubungan antara Jokowi dan PDIP memang mengalami pasang surut dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun Jokowi merupakan kader PDIP dan pernah diusung oleh partai tersebut dalam dua pemilihan presiden, terdapat perbedaan pandangan dan arah politik yang semakin kentara. Beberapa isu yang menjadi sorotan antara lain:

  • Dukungan terhadap Capres-Cawapres: PDIP secara resmi mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam Pilpres 2024, sementara Jokowi diduga memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai adanya keretakan dalam hubungan antara Jokowi dan PDIP.
  • Kebijakan Pemerintah: Beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Jokowi juga menuai kritik dari PDIP, terutama terkait dengan isu-isu agraria, lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
  • Isu Pemecatan: Isu mengenai adanya utusan yang meminta agar Jokowi tidak dipecat dari PDIP semakin memperkeruh suasana dan menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pengamat politik.

Menjelang bulan Ramadan, ajakan Puan Maharani untuk meredakan ketegangan menjadi sorotan. Namun, respons dingin dari Jokowi menunjukkan bahwa upaya rekonsiliasi mungkin tidak akan berjalan mulus. Publik akan terus mengamati perkembangan hubungan antara Jokowi dan PDIP, terutama dampaknya terhadap stabilitas politik nasional.

Respons Jokowi yang terkesan defensif dengan melempar pertanyaan balik "Yang mulai dulu siapa?" mengindikasikan bahwa dirinya merasa tidak bersalah atau bertanggung jawab atas ketegangan yang terjadi. Hal ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara kedua belah pihak dan potensi kesulitan dalam mencapai titik temu.

Banyak pihak berharap agar kedua tokoh ini dapat mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Bulan Ramadan diharapkan menjadi momentum untuk introspeksi dan membangun kembali komunikasi yang lebih baik demi persatuan dan kemajuan Indonesia.