Tragedi Pergerakan Tanah di Purwakarta: Rumah Ambruk Setelah Serangkaian Peringatan

Rumah di Purwakarta Rata dengan Tanah Akibat Pergerakan Tanah

Bencana pergerakan tanah kembali menghantui Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengakibatkan tiga rumah di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh mengalami kerusakan serius. Dua rumah hancur total, rata dengan tanah, sementara satu rumah lainnya mengalami kerusakan sedang di bagian belakang. Tragedi ini meninggalkan trauma mendalam bagi para penghuni, terutama keluarga Vielsa Mughny R Rofa, yang telah merasakan firasat buruk sebelum rumah mereka ambruk.

Detik-Detik Mencekam Sebelum Runtuhnya Rumah

Vielsa, yang akrab disapa Nuna, menceritakan bahwa retakan-retakan di rumahnya sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2014, saat pergerakan tanah pertama kali terjadi di kawasan tersebut. Retakan tersebut terus membesar seiring berjalannya waktu, menjadi pertanda yang mengkhawatirkan. Intensitas hujan yang tinggi pada Kamis (13/3/2025), memperburuk kondisi rumah mereka.

"Longsor tahun 2014 masih ada retakan sedikit gitu. Itu tuh belum dibenerin," ujarnya. Nuna mengungkapkan kekhawatiran yang dirasakannya saat terbangun tengah malam akibat suara retakan yang semakin keras. Meskipun sempat ditenangkan oleh ayahnya, firasat buruk terus menghantuinya.

Beberapa jam kemudian, Nuna kembali terbangun karena merasakan pasir berjatuhan dari langit-langit kamarnya. Ia semakin panik karena kamarnya berada di lantai atas bersama kakaknya. Ia merasakan keanehan pada tangga rumahnya, seolah-olah akan putus. Ia memutuskan untuk tidak tidur dan menyalakan semua lampu di rumah, berharap ada orang yang bisa dimintai pertolongan jika terjadi sesuatu.

Suara keras dari tangga, besi pegangan yang berdecit, akhirnya menyadarkan ayahnya bahwa rumah mereka tidak aman lagi. Keluarga Nuna segera mengemasi barang-barang berharga dan mengungsi ke rumah tetangga yang berprofesi sebagai mentor ngaji. BPBD Purwakarta yang dihubungi, segera datang ke lokasi dan menyatakan rumah tersebut harus dikosongkan.

Ambruknya Rumah dan Trauma Mendalam

Pada Selasa (18/3/2025), sekitar pukul 16.14 WIB, rumah di samping rumah Nuna ambruk. Keesokan harinya, giliran rumah keluarga Nuna yang roboh sekitar pukul 08.50 WIB. Ibu Nuna, yang sedang merekam video saat kejadian, bahkan sampai pingsan karena shock melihat rumahnya hancur di depan mata.

"Dan situ pun kan kebetulan juga Mama Nuna, lagi di depannya. Lagi nge-video gitu. Mungkin juga video-nya udah setengah nggak sadar. Waktu rumahnya ambruk semua, Mama Nuna pingsan," tuturnya.

Sementara itu, Komandan Regu BPBD Purwakarta, Muhamad Firmansyah, menjelaskan bahwa satu rumah lainnya hanya mengalami kerusakan ringan. Puing-puing rumah yang ambruk telah dirapikan dengan menggunakan alat berat. Meskipun jalan di depan rumah sudah bisa dilewati kendaraan, warga diimbau untuk tidak mendekati lokasi longsor.

Upaya Penanganan dan Imbauan

Pemerintah daerah Purwakarta terus berupaya menangani dampak dari bencana pergerakan tanah ini. Bantuan logistik dan tempat pengungsian telah disediakan bagi para korban. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi pergerakan tanah, terutama saat musim hujan.

  • Evakuasi Warga: Prioritas utama adalah mengevakuasi warga dari daerah rawan longsor.
  • Penyediaan Logistik: Memastikan ketersediaan makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya bagi para pengungsi.
  • Rehabilitasi Infrastruktur: Memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat pergerakan tanah.

Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan selalu waspada terhadap potensi bencana alam. Diharapkan, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.